Quantcast
Channel: Good News from Indonesia » Akhyari Hananto
Viewing all 811 articles
Browse latest View live

Game Karya Anak Bangsa ini Masuk 5 Besar Dunia

$
0
0

Game mobile Eggwards Lab besutan Matata Corporation merupakan karya anak bangsa yang berada di 5 besar App store Belanda, Thailand, Singapura, Malaysia, Philipina, Makau, dan beberapa negara lainnya, hanya dalam waktu dua bulan setelah dirilis Juni kemarin.

Pendiri Matata Corporation Enrico Pitono menuturkan yang membedakan Eggwards Lab dengan game match-3 lainnya, adalah keberadaan karakter beserta kedalaman kisahnya. Pemilihan karakter akan memberikan akhir kisah yang berbeda. Bukan menggabungkan pada tile semata.

Ada enam karakter dalam Eggwards Lab, yakni Madeleine, Pia, Eggwards, Donato, Greggory, dan Reggie. Dengan tema yang diusung adalah kue, dessert, dan berbagai jajanan legit lainnya.

“Match-3 games memiliki kelemahan pada karakter. Kelemahan itu coba kami ubah menjadi sebuah kelebihan pada Eggwards Lab,” ungkapnya, Rabu (23/9/2015).

Karakter dan kedalaman cerita, tambah Enrico, dikedepankan oleh Matata karena banyak game yang sepertinya tidak mempedulikan rasa penasaran gamers

“Sebagai penggemar game saya kerap penasaran apa yang dilakukan Mario (Bros) ketika tidak mengumpulkan koin dan makan jamur. Nah, kami tidak ingin hal itu terjadi pada gamers yang memainkan Eggwards Lab,” jelasnya.

Bisnis.com


Megahnya Kediaman Sang Pangeran

$
0
0
by Dian Isnawati
Tulisan kali ini akan menceritakan liburanku minggu lalu bersama Mojo ke Surakarta. Tapi jangan salah sangka, ya.. Kediaman Pangeran yang dimaksud di judul tulisanku ini bukan sebagai destinasi wisata, melainkan sebagai tempat menginap. Eh? Tempat nginap? Iyaaaa betuull.. Tempat menginap! Kami bermalam di rumah seorang pangeran!! Hohoho.. Apalah ya rasanya bisa menginap di rumah pangeran? Berasa tamu kerajaan atau putri dari negri tetangga.
Daripada ngomyang ga jelas, langsung aja akan kuceritakan tempat yang istimewa ini. Rumah, atau lebih tepatnya istana, ini bernama Hotel Kusuma Sahid Prince. Untuk teman-teman yang pernah tinggal di Surakarta pasti sudah tidak asing dengan hotel yang terletak di jantung kota ini. Lokasinya berada di Jalan Soegijapranata, tidak jauh dari Balaikota/Pasar Klewer.
Foto Pangeran Kusumoyudo dan istri
Bangunan yang dikelilingi pagar tembok tinggi berciri khas keraton Surakarta ini dulunya merupakan kediaman salah seorang putra Ingkang Sinuwun Pakubuwono X, Kanjeng Pangeran Haryo Kusumoyudo III. Beliau ini adalah wakil dari Sri Susuhunan Pakubuwono XII. Menurut informasi yang aku baca di lobby hotel, Pangeran Kusumoyudo ini lahir pada tahun 1884 dan wafat pada tahun 1956. Setelah beliau meninggal dunia, istana ini diwariskan kepada putra putrinya yang kemudian dijual kepada K.P.H. Sukamdani. Oleh K.P.H. Sukamdani, istana yang sarat dengan karya seni budaya Jawa ini dialihfungsikan sebagai hotel dengan tetap mempertahankan bangunan aslinya.
Foto Bapak dan Ibu Sukamdani, pemilik Hotel Kusuma Sahid kini.
Pada tanggal 15 Agustus malam kami tiba di Surakarta dan langsung mengurus pemesanan kamar yang telah kami lakukan via Agoda sebelumnya. Saat kami tiba, ternyata sedang ada acara resepsi di sana. Pendopo yang biasa digunakan sebagai lobby penuh dengan iring2an keluarga pengantin yang sepertinya hendak melakukan upacara panggih. Memang, untuk ukuran lobby plus ballroom, sebenarnya pendopo ini relatif kecil sehingga ketika digunakan untuk acara resepsi pernikahan, hanya tersisa satu area kecil di salah satu sisi pendopo yang berfungsi sebagai area penerima tamu hotel.
Pendopo utama yang difungsikan sebagai ballroom.
Bayangkan punya ruang tamu semegah ini *ndlongop*
Proses check in tidak terlalu lama karena kami sudah menelepon beberapa jam sebelumnya untuk memastikan pemesanan kami. Kami segera diantar menuju kamar oleh salah seorang petugas hotel. Kamar kami tidak jauh dari lobby. Hanya perlu menyeberangi pendopo dan kami sampai di kamar. Ada cerita tentang kamar yang kami tempati. Saat hendak memasuki area hotel, kami sempat mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari salah satu petugas keamanan. Hal itu aku sampaikan ke petugas resepsionis dan dia minta maaf serta berjanji akan melaporkannya ke manajer yang bertugas hari itu. Sebagai wujud permintaan maaf, kami juga mendapat upgrade kamar dari yang sebelumnya standar menjadi kamar bungalow deluxe. Yeaayy..
Kamar yang kami tempati ini cukup luas. Jangan tanya padaku berapa perkiraan luasnya! Soalnya aku ga ngerti cara mengira-ngira jarak dan ruang hehe.. Yang jelas kamar tersebut memiliki ruang duduk berisi satu kursi panjang, meja dan sebuah kursi tunggal. Pada area ini juga terdapat teko listrik beserta perlengkapan membuat teh/kopi, kulkas, juga televisi. Ruang tidurnya dibatasi dengan sekat di samping ruang duduk tadi. Di area ruang tidur itu terdapat dua pintu. Pintu di sisi kiri adalah pintu kamar mandi. Kamar mandinya menggunakan shower dan bathtub berlantai marmer. Sedangkan pintu di sisi kanan adalah pintu menuju teras. Di teras ini kami bisa duduk di kursi taman sambil menikmati sudut taman di depannya.
Ruang duduk kamar hotel dihiasi lukisan dan ukiran kayu motif batik.
Sesuai klaimnya sebagai hotel bintang lima, fasilitas di hotel Kusuma Sahid ini memang cukup lengkap. Namun yang disayangkan adalah perawatan perabotan dan standar kebersihannya sangat buruk. Sejak awal memasuki kamar sudah terasa lantainya ngeres (berdebu). Aku dan Mojo memang terbiasa melepas alas kaki di dekat pintu kamar hotel agar lantai tetap bersih saat digunakan untuk ibadah sholat. Kulkas, meja kursi, dan perabotan lain juga nampak usang, yang ditandai dengan terkelupasnya cat di beberapa bagian. Spreinya meski berkualitas baik dan bersih, namun terlihat berumur. Begitupun kamar mandinya. Ada beberapa bagian marmer yang terlihat bekas pecah. Juga ada bagian bathtub yang sedikit terkelupas lapisannya. Hanya AC dan TV yang terlihat baru di kamar itu.
Keesokan paginya, kami berencana untuk berolahraga. Tentu aku adalah kaum ogah rugi yang akan memanfaatkan setiap fasilitas semaksimal mungkin hehehe.. Namun kami harus kecewa saat mengetahui kalau ruang fitness tidak dapat digunakan karena sedang ada perbaikan. Mau berenang pun rasanya enggan dengan keadaan kolam seperti itu. Akhirnya kami memutuskan langsung sarapan.
Momen sarapan ini adalah momen favorit kami selama tinggal di Kusuma Sahid Prince. Memasuki ruang restoran, kami disambut dengan suara gamelan yang mengalun lembut. Belum puas telinga ini dimanjakan musik yang syahdu, kami sudah disambut sebuah ruangan yang begitu indah. Ruang makan bergaya keraton Jawa dengan lampu-lampunya yang khas. Langit-langit berornamen motif ukir berwarna hijau berseberangan dengan lantai parket berwarna coklat kayu. Semburat cahaya memasuki ruang makan tersebut melalui jendela, membuatku sesaat merasa memasuki mesin waktu dan kembali ke masa kejayaan keraton Surakarta. Seperti melihat potret kemegahan di masa lalu. Suara pelayan restoran tiba-tiba menyadarkanku dan membuatku kembali ke era digital ini 😀
Ruang makannya cantik dengan nuansa keraton yang kental.
 Aku dan Mojo seperti biasa, memilih tempat duduk di bagian pojok yang tidak banyak orang lalu-lalang. Menu buffet yang disajikan cukup variatif. Tapi yang membuatku tertarik adalah menu-menundesonya. Ada beberapa stall yang isinya adalah pecel, soto, telo godog, telo godog lagi, dan telo godog lagi. Hahaha.. Entaah.. Aku ngga tau jenis telo-teloan secara spesifik. Pokoknya enak lah. Ada telo yang biasa buat singkong keju, juga ada jenis telo yang manis kulitnya ungu. Untuk minumannya pun juga ada minuman-minuman khas Jawa, seperti beras kencur dan kunir asem.
Menu sarapan ala ndeso
Dessertnya ala Londo (baca: Belanda / menu western)
Puas menikmati sarapan beserta ruang sarapannya yang cantik, kami berdua kembali ke kamar. Menghabiskan waktu menunggu waktu check out sambil duduk-duduk di teras belakang kamar.
Bangku di teras untuk menikmari taman di samping kamar.
Mendekati tengah hari, kami berkemas dan menuju lobby alias pendopo utama. Kursi-kursi yang ada di pendopo mengingatkanku pada kursi tamu yang ada di rumah-rumah pejabat. Kalau kubilang namanya: kursi ndoro. Setelah menyelesaikan proses check out, kami menukarkan voucher welcome drink yang malah jadi farewell drink XD . Gula asem dingin ini menutup kunjungan kami ke istana Sang Pangeran. Aku berharap peninggalan Pangeran Kusumoyudo ini terawat dengan lebih baik dan tetap bertahan hingga generasi yang akan datang sebagai sebuah warisan budaya yang dapat kita banggakan.
Langit-langit pendopo berhias lampu kristal yang sangat indah.
Langit-langitnya ada lukisan wayang dan kaligrafi.
Sampai jumpa kembali Kusuma Sahid

Batik Papua, Pesona Tanah Surga

$
0
0

Batik tak hanya selalu identik dengan masyarakat Jawa. Wilayah lain di Indonesia juga memiliki batik dengan motif yang khas daerah masing-masing. Di ujung timur kepulauan Indonesia pun memiliki corak batik yang eksotis, unik, dan cantik. Yups, Papua beberapa tahun silam telah memproduksi warisan budaya yang telah dipatenkan UNESCO ini. Saat ini Papua tak hanya dikenal dengan koteka, noken (tas tradisional dari bahan kulit kayu atau anggrek), atau patung kayu. Namun juga dikenal dengan batiknya, biasa disebut Batik Papua.

Aneka Ragam Batik Papua

Batik Papua

(Sumber: http://promosibatikpapua.blogspot.com)

Batik Papua bermula saat Pemerintah Indonesia mendapatkan bantuan dari The United Nations Development Programme (UNDP), untuk pemberdayaan kebudayaan di daerah Indonesia bagian Timur pada tahun 1985. Untuk melatih masyarakat Papua, pemerintah setempat mendatangkan langsung pelatih batik dari Jawa, khususnya Yogyakarta.

Batik Papua sebenarnya hampir sama dengan berbagai jenis batik lainnya di Nusantara. Perbedaan terletak pada motif,  jika motif batik Solo dan Jogja dibuat simetris di Papua malah kebalikannya. Kombinasi warna cerah dipadu dengan motif etnik Papua yang kerap asimetris membuat batik Papua terlihat eksotis. Sebagian besar motif Batik Papua menampilkan unsur alam dan budaya daerah Papua.

Batik Papua

Batik Papua

(Sumber: http://batikcity.com)

 

Batik Papua memiliki ciri khas yang unik dan menarik. Ciri khasnya terletak pada gambar orang atau hewan. Motif hewannya yaitu burung cenderawasih, cicak, kadal dan buaya. Inspirasi lainnya biasanya dari patung tradisional masyarakat Papua, misal motif kamoro yaitu simbol patung berdiri, motif asmat yaitu simbol patung-patung kayu suku Asmat (memiliki warna coklat kolaborasi warna tanah terakota), motif Sentani dengan ciri gambar alur batang  kayu yang melingkar-lingkar dengan jenis warna hanya satu atau dua warna.  Ada juga motif yang diambil dari kekayaan budaya Papua lainnya, seperti alat musik Tifa (alat musik semacam gendang). Dan terdapat juga motif yang  divariasi dengan sentuhan garis-garis emas yang dikenal dengan istilah batik prada.

Batik Prada Papua

Batik Prada Papua

(Sumber: http://promosibatikpapua.blogspot.com)

Batik Prada Papua

(Sumber: http://promosibatikpapua.blogspot.com)

Biasanya motif-motif natural ditambah warna-warna yang relatif beragam semakin menambah kekhasan Batik Papua. Awalnya, pembuatan batik ini banyak terinspirasi dari peninggalan-peninggalan arkeologi yang tersebar di daerah Papua. Salah satunya, adalah dari lukisan-lukisan dinding gua yang ada di area kabupaten Biak dan Jayapura. Selain itu, peninggalan sejarah lainnya seperti fosil, artefak dan benda purbakala juga mempengaruhi kreativitas seniman Papua dalam mengkreasikan motif batik. Motif Batik Papua banyak menggunakan simbol-simbol keramat dan ukiran khas Papua. Selain itu juga mengandung unsur sejarah dan arkeologi di dalamnya, tak heran jika batik Papua banyak disukai oleh masyarakat lokal hingga internasional.

Batik Papua

Batik Papua

(Sumber: http://promosibatikpapua.blogspot.com)

Batik Papua

(Sumber: http://batikcity.com)

Ingin membeli alat-alat membatik? Klik Disini untuk mendapatkan alat-alat membatik.

Batik Papua mempunyai perbedaan corak yang cukup mencolok. Batik dari Papua mengarah lebih gelap tapi banyak mempunyai motif yang terdiri dari gambaran patung. Batik papua tak hanya melambangkan budaya masyarakat yang ada di sekitar, namun juga menorehkan lambang sejarah dan arkeolog di dalamnya. Penambahan corak khas Papua biasa dilakukan untuk mengikuti perkembangan pasar, sekaligus memperkenalkan beragam budaya yang banyak terdapat di Papua.

Batik Papua Motif Cendrawasih

Batik Papua Motif Cendrawasih

(Sumber: http://batikcity.com)

Batik Papua tidak terbatas oleh warna terang atau gelap. Terdapat batik dengan warna gelap, namun banyak juga motif berwarna terang atau warna-warna ceria seperti kuning, merah, hijau. Tak seperti batik Jawa yang cenderung kalem dan kebanyakan berwarna coklat. Jika di Jawa, batik lebih banyak menggunakan corak tumbuhan, daun, bunga, sulur-sulur, dan gambar burung. Pada Batik Papua, menonjolkan kecantikan burung Cendrawasih dan alat musik Tifa. Tak ada corak tanaman pada batik ini, burung Cendrawasih dan Tifa di sana sini dengan warna keemasan, sehingga terlihat menyolok dengan dasaran merah. Batik ini seolah menyampaikan pesan dari mana batik ini berasal. Batik Papua menggunakan motif yang melekat pada kedekatan dengan alam dan lebih nyata, tidak seperti batik Jawa yang mengandung simbolisasi dalam penggunaan jenis motif.

Batik Papua Motif Tifa Honai

Batik Papua Motif Tifa Honai

(Sumber: http://timikaunique.blogspot.com)

 

Contoh lain Batik Papua yaitu batik motif Tifa Honai, batik ini memiliki makna filosofis yang mendalam. Jika diterjemahkan, motif ini berarti rumah kebahagiaan, yakni rumah yang dipenuhi dengan kebahagian. Inspirasi dari banyak hal di Papua, sumber air, alam yang indah, dan lain-lain.

Kekhasan Batik Papua juga terletak ketika siapapun yang mengenakannyapun akan terlihat lebih anggun dan menarik, karena memang ada sesuatu yang berbeda yang menyemarakkan penampilan. Tak ada salahnya memilih dan menambah koleksi Batik Papua ini.

Sama seperti daerah penghasil batik lainnya yang memiliki sentra produksi, Papua juga memiliki sentra batiknya sendiri yaitu Jayapura, yang merupakan ibukota Propinsi Papua Barat. Biasanya pekerjaan membatik di Papua juga dibagi-bagi. Untuk perempuan mengerjakan batik tulis sedangkan laki-laki membuat batik cap. Bahan yang biasa digunakan untuk pembuatan Batik Papua adalah katun dan sutra. Namun karena cuaca di Papua panas, sehingga lebih banyak menggunakan bahan katun. Dulunya pewarnaannya masih menggunakan pewarna alami yang berasal dari buah pinang. Namun saat ini lebih banyak menggunakan warna sintetis. Selain itu banyak juga batik yang diproduksi dengan proses batik printing bermotif khas Papua. Adapula beberapa kain Batik Papua yang diproduksi di Jawa kemudian dijual di Papua. Bisa jadi hal tersebut dilakukan untuk menekan ongkos produksi.

Keanekaragaman batik Indonesia semakin lengkap dengan keberadaan Batik Papua ini. Meski dari sisi sejarah Papua tidak mengenal budaya dan teknologi membatik layaknya masyarakat di Pulau Jawa, namun kini sentra-sentra batik di Papua mulai tumbuh seiring berkembangnya Batik Papua. Kita patut bangga dan ikut membudidayakan dan mengenalkannya kepada generasi muda. Batik khas daerah paling timur Indonesia ini layak dilestarikan dan dibimbing untuk bisa bersaing dengan aset nasional lainnya.

batik-tulis.com

Mengenal Batik dari Tanah Emas

$
0
0

 

Batik Aceh


Motif batik Aceh rata-rata menampilkan unsur alam dan budaya dalam paduan warna-warna berani seperti merah, hijau, kuning, merah muda, dan sebagainya. Warna-warna berani pada batik Aceh inilah yang menjadi ciri khas batik Aceh.
Motif-motif pada batik Aceh umumnya melambangkan falsafah hidup masyarakatnya. Motif Pintu Aceh misalnya, menunjukkan ukuran tinggi pintu yang rendah. Kenyataannya, rumah adat Aceh memang berpintu rendah, namun di dalamnya memiliki ruangan yang lapang. Motif tolak angin menjadi perlambang banyaknya ventilasi udara di setiap rumah adat. Motif tersebut mengandung arti bahwa masyarakat Aceh cenderung mudah menerima perbedaan.


Selain motif-motif tersebut juga terdapat beragam motif dan corak khas Aceh yang indah dari batik Aceh, antara lain Pintu Aceh, Bungong Jeumpa, Awan Meucanek, Pucok Reubong, dan lain-lain.

 

 

Batik Jambi

Berbeda dengan batik Jawa yang menggunakan potongan-potongan kain panjang, batik Jambi biasanya datang dalam bentuk jubah longgar, sarung, atau sebagai selendang/syal. Warna khas yang biasa dijumpai pada batik Jambi adalah merah, biru, hitam, dan kuning. Motifnya pada umumnya diambil dari alam, seperti tumbuhan, hewan, dan aktivitas sehari-hari warga Jambi. Motif batik Jambi yang terkenal antara lain adalah motif kapal sanggat, burung kuau, durian pecah, merak ngeram, dan tampok manggis.
Berikut ini adalah motif-motif Batik Jambi yang beraneka ragam. Lebih tertarik yangmanakah Anda?

 

 

Batik Bengkulu

Motif batik khas Bengkulu, konon, merupakan sebuah adopsi campuran dari motif kaligrafi Jambi dengan Cirebon. Adopsi itu membentuk sebuah desain batik khas Bengkulu. Batik khas Bengkulu secara umum terdiri dari dua jenis. Pertama adalah batik Besurek dengan motif khasnya berupa tulisan kaligrafi. Dan kedua adalah batik Pei Ka Ga Nga atau disebut juga dengan batik Ka Ga Nga yang memiliki motif berupa tulisan asli masyarakat Rejang Lebong. Beberapa motif dasar dari batik Besurek antara lain: motif kaligrafi (diambil dari huruf-huruf kaligrafi. Untuk batik Besurek modern, biasanya kaligrafinya tidak bermakna); motif bunga rafflesia; motif burung kuau (bergambar burung yang terbuat dari rangkaian huruf-huruf kaligrafi); motif relung paku; dan motif rembulan.
Berikut ini beberapa motif batik Besurek:

 

Batik Riau

Di Riau, konon ada batik Selerang yang sempat begitu terkenal pada tahun 1990-an namun sayangnya kabarnya saat ini sudah menghilang. Selain itu, ada pula yang namanya batik Tabir. Batik Tabir yang dibuat berdasarkan sistem tulis dan tolek ini warna-warnanya terang dan cerah, seperti merah, kuning, hijau. Corak dan motifnya antara lain adalah bunga bintang, sosou, cempaka, dan kenduduk.
Ini adalah beberapa motif dari batik Tabir Riau:

 

Batik Padang

Di Padang, batiknya yang terkenal bernama batik tanah liek/tanah liat. Dinamakan demikian karena dalam proses pewarnaannya, batik ini dicelupkan ke dalam tanah liat. Namun, seiring dengan permintaan pasar, batik tanah liek ini tidak hanya berwarna cokelat saja. Batik ini pada akhirnya juga diwarnai menggunakan sumber-sumber pewarna alam lainnya. Sebut saja seperti kulit jengkol, kulit rambutan, gambir, kulit mahoni, dan lain-lain. Bahannya pun ada yang terbuat dari katun ataupun sutera. Motifnya juga bermacam-macam antara lain tumbuhan merambat atau akar berdaun, keluk daun pakis, pucuk rebung, dan lain-lain.
Ini dia beberapa motif dari batik Tanah Liek:

Batik Lampung

Mungkin lebih banyak orang mengenal Lampung dari kain tenun tapis-nya. Tapi jangan salah, Lampung juga memiliki batik dengan corak tersendiri. Batik ini lahir melalui proses panjang yang dilakukan oleh Andriand Damiri Sangadjie, seorang budayawan, bersama kawan-kawannya. Motif batik Lampung yang paling terkenal dan sering menjadi rebutan kolektor asing adalah motif perahu dan “pohon kehidupan”.
Ini adalah beberapa contoh motif dari batik Lampung:

http://budaya-semasa.blogspot.co.id

Wawancara Khusus : “Bandara Baru Ini Nantinya 60% di Atas Laut”

$
0
0

Bandara Juanda adalah salah satu fenomena yang menarik. Bandara ini adalah salah satu wajah nyata tumbuhnya ekonomi Indonesia, setidaknya dalam 10 tahun terakhir, dan menjadi etalase bertumbuhnya kelas menengah di Indonesia. Pada 2006, ketika terminal baru (kini terminal 1) mulai beroperasi, bandara ini dipersiapkan untuk melayani 6 juta penumpang pertahun. Namun siapa sangka, pada 2013, penumpang yang sudah terlayani menjadi 17 juta orang! Mungkin jumlah ini tak terbayangkan sebelumnya.

Tak dipungkiri, kenyamanan bandara menjadi sedikit berkurang. Namun meski begitu, dari segi layanan, Juanda tetap efisien dan menjadi salah satu bandara yang paling hassle-free di Indonesia.

Dan di 2014, terminal II yang lebih modern pun mulai beroperasi dan mampu sedikit mengurangi kepadatan Juanda. Terminal II yang dikenal sebagai silent airport ini mampu meningkatkan reputasi bandara tersibuk ke-2 di Indonesia ini, sehingga pada 2014 dinobatkan sebagai bandara terbaik ke-10 dunia kategori Airport Service Quality oleh Airport Council International untuk bandara dengan penumpang di bawah 20 juta per tahun, sedangkan tahun ini naik ke peringkat 7 dunia.

(Ilustrasi)

Awal tahun ini, pemerintah menyetujui proyek raksasa Juanda Airport City yang nantinya akan menambah 2 runway (sehingga menjadi triple runways), integrasi dengan moda transportasi lain seperti bis dan kereta api dengan elevated railway. Sebuah proyek besar, dan tentu bukan hal mudah. Mampukah Juanda?

Good News From Indonesia mewancarai General Manajer Angkasa Pura I Juanda Internasional Airport, Yanus Suprayogi beberapa waktu lalu.  Darinya didapatkan informasi betapa rencana itu kini sudah matang, dan bahkan desainnya pun sudah siap.

GNFI – Setelah akses masuk T2 yang kini lebih teratur, selanjutnya ada pertanyaan tentang akses masuk ke T2 yang masih cukup jauh dan melewati perkampungan dengan jalan yang kurang teratur. Adakah rencana pembangunan akses yang lebih memadai?

Yanus Suprayogi (YS) – Kami sudah mengindetifikasi hal tersebut, dan kami sudah meresponnya. Akses dari Terminal 1 ke Terminal 2 akan kami permudah dengan pembangunan airset dengan menggunakan lahan baru. Ini akan menjadi area steril. Tapi sementara akan menjadi akses dari T1 ke T2, sebaliknya hanya untuk bis-bis shuttle. Pemenang tender sudah terpilih, dan dalam waktu paling cepat 3 bulan, jalan baru ini sudah akan kami bangun, dan kemudian para pengguna layanan bandara sudah akan bisa melewati akses baru ini dengan lebih nyaman.

Kereta Bandara, Mutlak Dibutuhkan Bandara Sekelas Juanda (Ilustrasi)

GNFI – Dari sisi kapasitas, apakah T1 dan T2 Bandara Juanda sudah memadai? Atau perlu dibangun lagi terminal ke 3 (T3)

YS – Kalau dari teori yang ada, untuk terminal domestik, itu 1 penumpang dialokasikan space seluas 14 m2, sedangkan internasional 17 m2. Dan kelihatannya, Juanda sudah melebihi kapasitas. Tahun 2013, kita hampir menembus 18 juta penumpang per tahun, meskipun 2015 ada trend penurunan, namun 2016 sepertinya akan naik lagi (melebihi 2013), terutama saat mata uang sudah stabil.

Yanus Suprayogi

GNFI – Jadi mungkin akan dibangun Terminal 3 ya, pak?

YS – Iya, 2017 kita proyeksikan sudah mulai pembangunan fisik.

GNFI – Lokasinya?

YS – Lokasinya nanti 60% di atas laut! Nanti akan dibangun 2 runway baru secara paralel, sehingga Juanda akan mempunyai 3 runway.

GNFI – Kenapa 3 pak? Apakah ingin menjadikan Juanda sebagai tolok ukur baru kebandaraan di Indonesia?

YS- Tahun 2030, penumpang kita akan mencapai 45 juta per tahun. Sehingga diperlukan 3 runway dan terminal yang besar (agar penumpang tetap nyaman). Terminal 3 nantinya  akan lebih bagus daripada bandara-bandara yang pernah kita bangun di Indonesia. Airport ini dibuat besar memang untuk keperluan penerbangan-penerbangan yang membawa penumpang-penumpang dengan orientasi bisnis. Posisi Surabaya sebenarnya sudah sangat menguntungkan sebagai bandara hub. Kalau kita bisa memberi pelayanan dengan baik, tentu akan lebih banyak yang bisa kita tawarkan ke penumpang-penumpang dibandingkan misalnya Changi, yang praktis hanya menawarkan kemodernan. Surabaya dekat dengan lokasi-lokasi yang akan menarik banyak orang untuk datang.

GNFI – Desain sudah dibuat, pak?

YS – Maket dan desain sudah siap, memang belum bisa kami sampaikan kepada publik. Intinya, kami mempertimbangkan banyak hal, mulai dari kenyamanan, keamanan, dan semua hal terkait pelayanan pada penumpang dan pengguna fasilitas bandara.

GNFI – Akses ke airport, pak? Karena makin hari, makin penuh saja jalan menuju airport. 

YS – Akan ada 3 ruas tol baru yang akan dibangun yang terhubung ke bandara Juanda. Pembebasan tanah sudah dimulai. Makanya kita harus segera kebut proses pembangunan terminal 3 dan 2 runway baru nanti, agar masterplan (dengan dibangunnya tol-tol baru nanti) kota bisa segera kita imbangi dan respon. Dan dari hasil pembicaraan dengan pemerintah, nantinya tidak ada masalah dengan ketinggian 200 meter itu, karena runway 2 dan 3 nantinya menjorok ke laut. Kita juga sedang mempersiapkan rencana-rencana bagaimana agar hutan mangrove yang akan terpangkas secara simultan bisa kita ganti.

 

 

 

5 Motif Batik Terkemuka Nusantara

$
0
0

Indonesia tidak ada habisnya untuk dieksplorasi. Kekayaan budayanya yang luar biasa mampu menghasilkan berbagai produk yang mampu menembus pasar internasional. Beberapa bahkan sudah sangat dikenal di mata dunia. Salah satunya adalah kain batik.

Kata “batik” berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: “amba”, yang bermakna “menulis” dan “titik” yang bermakna “titik”. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa batik adalah teknik pemberian corak tahan lilin yang diterapkan untuk seluruh kain.

old woman making batik by noegrr (noegrr.devianart.com)

Sebagai warisan budaya Nusantara, batik memiliki banyak motif yang mungkin seringkali kamu lihat pada acara resepsi atau acara-acara formal lainnya. Apa sajakah motif-motifnya? ini dia 5 Motif Batik Terkemuka di Indonesia!

 

1. Batik Yogyakarta

Motif Batik

Batik Yogyakarta (dan Solo) dikenal sebagai Batik Keraton. Ciri khas batik keraton yaitu penggunaan soga. Penggunaan tanaman tersebut adalah alasan mengapa warna kain batik tradisional didominasi oleh warna coklat.

Batik Keraton pada jaman dahulu dekat dengan kekuasaan. Hal ini terjadi karena motif batik dibuat oleh orang-orang yang berkuasa. Salah satunya ialah Kanjeng Ratu Kencana  yang merupakan permaisuri dari Sunan Pakubuwono III. Beberapa motif, misalnya motif Parang Rusak, dahulu hanya boleh dikenakan oleh orang-orang tertentu saja. Utamanya adalah dari golongan bangsawan.

 

2. Batik Solo

Motif Batik

Batik Solo (Surakarta) dikenal sebagai salah satu tradisi batik tua di Jawa selain Batik Yogyakarta. Sama halnya dengan Batik Yogyakarta, gaya khas batik Solo adalah warna sogan yang melatarinya, kontras dengan batik Yogyakarta yang memiliki latar belakang berwarna putih. Pusat-pusat produksi tradisional batik Solo terletak di daerah Kauman, Laweyan, dan Pasar Klewer.

Batik Solo yang bercorak sogan ini sempat kurang diminati oleh masyarakat. Alasannya, kehadiran batik modern yang menawarkan warna-warna yang jauh lebih variatif. Namun akhir-akhir ini, Batik Solo kembali populer.

 

3. Batik Pekalongan

Motif Batik

Batik Pekalongan paling mudah ditandai dari motifnya yang bernama Jlamprang. Terkait motif ini, dalam bukunya Seni Kerajinan Batik Indonesia, Sewan Santoso mengatakan bahwa motif Jlamprang di Pekalongan mendapat pengaruh dari persebaran Islam di sana.

Motif ini lahir dari perajin batik keturunan Arab yang beragama Islam. Larangan untuk menggambar makhluk hidup seperti binatang dan manusia dalam Islam mendorong perajin batik Pekalongan menciptakan motif hias geometris. Motif Jlamprang menurut peneliti ini termasuk motif nitik dan tergolong dalam ragam hias geometris.

Namun, terdapat pula anggapan bahwa motif Jlamprang merupakan bentuk motif kosmologis dengan mengetengahkan pola ragam hias ceplokan bentuk lung-lungan dan bunga padma. Hal ini menunjukan makna tentang peran dunia kosmis yang hadir sejak agama Hindu dan Buddha berkembang di tanah Jawa. Teori ini menjadi sanggahan atas teori pertama di atas..

 

4. Batik Kalimantan

Motif Batik

Di Kalimantan Tengah, terdapat batik yang sangat terkenal bernama Benang Bintik. Coraknya sarat dengan pengaruh Kaharingan yang merupakan kepercayaan leluhur suku Dayak. Dalam kepercayaan ini, dikenal banyak simbol yang kemudian menjelma menjadi kreasi motif penuh makna di atas kain batik Kalimantan Tengah.

Beragam simbol tersebut berwujud benda alam yang terdapat di ruang angkasa, di bumi, dan dalam diri manusia itu sendiri.

Satu dari simbol dalam kepercayaan suku Dayak terlambang dalam Pohon Kehidupan atau Batang Garing. Pohon ini mengisyaratkan tentang hubungan vertikal antara manusia dengan Sang Penguasa. Selain itu, ia juga menggambarkan hubungan horizontal antara manusia dengan mahluk lain di bumi.

Batang Garing inilah yang mewakili ciri khas dari corak batik Benang Bintik. Selain Batang Garing, terdapat pula motif lainnya seperti corak guci, tameng, tombak, kawit tuyan, dan balain nihing.

 

5. Batik Cirebon

Motif Batik

Kamu suka nonton Naruto? Pasti tahu, dong, jubah yang sering dipakai oleh kelompok Akatsuki? Jubah tersebut memiliki ciri yang sangat khas, yaitu motif awan merah yang bergelombang. Jika kalian pergi ke daerah Cirebon, kalian akan menemukan batik dengan motif serupa dengan jubah kelompok Akatsuki tersebut. Nah, apakah Akatsuki berasal dari Cirebon? Atau itu adalah motif batik temporer semacam batik bola?

Motif batik Cirebon yang paling terkenal dan menjadi ikon Cirebon adalah motif Megamendung. Motif ini melambangkan awan pembawa hujan sebagai lambang kesuburan dan pemberi kehidupan.

Sejarah motif ini berkaitan dengan sejarah kedatangan bangsa Cina di Cirebon, yaitu Sunan Gunung Jati yang menikah dengan wanita Tionghoa bernama Ong Tie. Motif ini memiliki gradasi warna yang sangat bagus dengan proses pewarnaan yang dilakukan sebanyak lebih dari tiga kali.

 

Zulfian Prasetyo (selasar.com)

Sniper-sniper Terbaik Dunia. Satu dari Indonesia

$
0
0

Indonesia boleh berbangga pernah memiliki seorang sniper hebat seperti Tatang Koswara. Pria Cibaduyut, Jawa Barat itu masuk dalam daftar penembak jitu terbaik di dunia dalam buku berjudul ‘Sniper Training, Techniques and Weapons’, karya penulis Peter Brookesmith yang terbit tahun 2000.

Alm Tatang Koswara berada di urutan 14 di deretan penembak jitu terbaik dunia.

Dalam sebuah misi di Timor Timur, Tatang pernah menghabiskan 49 musuh dari 50 peluru yang ia bawa untuk menghabisi lawan. Satu butir peluru ia sisakan untuk dirinya apabila jatuh ke tangan musuh.

Berikut ini 10 penembak jitu legendaris dari berbagai negara, termasuk Tatang Koswara.

SIMO HAYHA

Inilah sniper Finlandia yang berperang melawan Tentara Merah selama Pertempuran Kollaa. Ia dilaporkan menjadi sniper terbaik yang pernah hidup, menurut jumlah korban senapannya.

Penggunaan taktik yang belum pernah terjadi sebelumnya memberinya keunggulan atas musuh-musuhnya. Dia selalu memakai seragam warna putih agar menyatu dengan salju.

Dia juga tak pernah memakai cover (karena pantulannya bisa membahayakan dirinya). Dia bahkan membiarkan salju masuk mulutnya sehingga nafasnya tidak akan terlihat. Dia dijuluki The White Death oleh musuhnya, karena telah membunuh 700 lebih tentara Soviet.

Hingga saat ini, belum ada yang bisa menyamai rekor Simo Hayha sebagai sniper dalam hal jumlah korban.

ERWIN KOENIG

Menurut data di Wikipedia, Erwin Konig alias Heinz Thorvald (meninggal tahun 1942) adalah seorang sniper Wehrmacht terampil diduga dibunuh oleh penembak jitu Tentara Merah legendaris Vasily Zaytsev selama Pertempuran Stalingrad.

Zaytsev mengetahui identitas Koenig setelah merampas dokumen dari jasad Koenig Nama Konig. Dari soti terungkap dia adalah kepala sekolah sniper di Berlin.

Dalam buku yang dibuat Peter Brookesmith, Koenig tercatat berhasil menembak 500 musuh. Namun berdasarkan dokumen dari pemerintah Jerman, tak ada catatan yang menunjukkan Erwin Koenig pernah bertempur.

Nikolai Yakolevich Ilyin

Dia adalah sniper Tentara Merah Rusia yang ikut ambil bagian pada perang Stalingard pada 1942-1943. Dalam buku ditulis Peter Brookesmith, ia berhasil membunuh 496 musuh. Nikolai tewas dalam medan tempur pada 4 Agustus 1943.

Vasily Zaitzev

Vasily juga tergabung dalam kesatuan Tentara Merah Rusia dan ikut perang Stalingard pada 1942-1943.

Dalam sebuah catatan Zaytsev berhasil menembak 300 tentara Nazi. Ada 225 yang terkonfirmasi tewas, 11 di antaranya sniper.

Zaytev mengklaim memenangkan duel dengan sniper SS Nazi Jerman, Erwin Koenig dalam Perang Stalingard. Zaytsev menulis memoar tentang duel dengan Koenig, yang tak ditemukan dalam dokumen dan catatan Jerman sehingga dipertanyakan eksistensinya.

Lyudmila Pavlichenko

Lyudmila Pavlichenko adalah penembak jitu perempuan paling legendaris. Sebelum menjadi penembak jitu, Liudmyla adalah mahasiswi sejarah.

Ia kemudian banting setir menjadi sniper setelah Jerman dan Nazinya menginvasi tanah kelahirannya. Awalnya, ia hanyalah relawan untuk menjadi perawat.

Tapi di tengah jalan ia dipindahkan ke divisi sniper. Ia justru terampil dalam urusan merobohkan musuh, dengan membidik senapan dari jarak jauh. Sepanjang kariernya menjadi sniper, Lyudmila tercatat sudah menghabisi 309 musuh dengan senapan Tokarev SVT-40-nya.

Tatang Koswara

Peltu (Purn.)Tatang Koswara (lahir di Bandung, Jawa Barat, 16 Desember 1946 – meninggal di Jakarta, 3 Maret 2015 pada umur 68 tahun) adalah seorang sniper atau penembak runduk TNI-AD Indonesia. Dalam buku Sniper Training, Techniques and Weapons karya Peter Brookesmith terbitan 2000, nama Tatang masuk dalam daftar 14 besar Sniper’s Roll of Honour di dunia[1]. Dalam catatan tersebut ia mencetak rekor 41 di bawah Philip G Morgan (5 TH SFG (A) MACV-SOG) dengan rekor 53, dan Tom Ferran (USMC) dengan rekor 41.

Dream.co.id

Museum di Malang ini Dinobatkan Sebagai Museum Terbaik di Indonesia

$
0
0

Museum Tempoe Doloe yang didirikan sekitar tiga tahun silam dan berlokasi di Jalan Gajah Mada, Kota Malang, Jawa Timur, meraih predikat sebagai museum terbaik nasional yang dikelola pihak swasta.

Pendiri sekaligus pemilik Museum Tempoe Doloe, Dwi Cahyono, Sabtu, mengaku senang dengan predikat yang diraihnya itu. “Alhamdulillah, museum yang kami dirikan ini mampu memberikan yang terbaik dan bisa mengangkat Kota Malang sebagai kota yang peduli terhadap keberlangsungan museum di kota ini,” kata Dwi Cahyono, ketika dihubungi, di Malang.

Museum yang menyajikan perjalanan terbentuknya Kota Malang, mulai zaman batu, zaman Kerajaan Majapahit, zaman Kerajaan Singosari dan Gajayana, zaman penjajahan Belanda dan Jepang serta zaman kemerdekaan hingga proses pembangunan yang telah dilalui Kota Malang itu dinobatkan sebagai museum terbaik nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Direktur Jenderal Kemendibkud Kacung Marijan dalam acara bertajuk Penganugerahan Pelestari Cagar Budaya dan Permuseuman 2015 di Taman Sunken Museum Nasional, Jakarta, Jumat malam, 2 Oktober 2015.

Selain museum yang didirikannya itu mendapatkan penghargaan sebagai museum terbaik nasional yang dikelola swasta, Dwi Cahyono yang juga Ketua Yayasan Inggil tersebut juga dinobatkan sebagai tokoh pelestari cagar budaya terbaik nasional bersama empat tokoh lainnya di Indonesia.

Dwi mengakui, untuk mendapatkan predikat tersebut tidak mudah, sebab syaratnya juga cukup berat dan berproses, minimal harus melakukan pelestarian cagar budaya selama sepuluh tahun. Selain itu juga harus berusaha mengadvokasi masyarakat sekitar untuk melestarikan cagar budaya.

Penghargaan Museum Tempoe Doloe yang lokasinya juga berdekatan dengan kawasan Balai Kota Malang itu juga mengantarkan kota pendidikan tersebut sebagai Kota Peduli Museum. Dan, penghargaan itu diterima Wali Kota Malang Moch. Anton di ajang yang sama di Jakarta.

Museum Tempoe Doloe tersebut dalam dua tahun terakhir ini juga menjadi “jujugan” pelajar untuk mengenal dan memahami sejarah berdirinya Kota Malang maupun kisah-kisah Kota Malang di masa lampau. Selain pelajar yang datang berombongan, wisatawan asing pun juga tidak sedikit yang selalu menyempatkan diri singgah di museum tersebut.

Selain Museum Tempoe Doloe, Kota Malang juga memiliki sejumlah museum lainnya, seperti Museum Brawijaya (militer), Museum Mpu Purwa (museum benda-benda bersejarah berupa artefak, patung), dan Museum Pendidikan yang berlokasi di kawasan Tlogowaru, Kedungkandang.

ANTARA


Ini Museum Negeri Terbaik di Indonesia 2015

$
0
0

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara dinobatkan menjadi museum terbaik se-Indonesia 2015, mengalahkan museum negeri dari 33 provinsi lainnya.

Atas prestasi tersebut, Museum Sumut berhak memeroleh uang tunai sebesar Rp30 juta dan penghargaan yang diserahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lewat Dirjen Kebudayaan Katjung Marijan kepada Wakil Gubernur selaku Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumut, Tengku Erry Nuradi, di Museum Nasional, Jakarta, Jumat (2/10) malam.

Kepada wartawan, Tengku Erry mengaku prestasi yang diterima pada penganugerahan Pelestari Cagar Budaya dan Permuseuman tersebut merupakan keberhasilan seluruh rakyat Sumut. Namun juga sekaligus amanah bagi Sumut untuk dapat lebih baik lagi melestarikan cagar budaya dan pariwisata.

“Museum Negeri Sumut merupakan satu-satunya museum provinsi yang mendapat penghargaan. Ini kebanggaan masyarakat Sumut untuk terus meningkatkan pariwisata di Sumut,” ujar Tengku Erry didampingi Kadis Pariwisata Pemprovsu Drs Elisa Marbun,Msi, Kepala Perwakilan Sumut di Jakarta Affan Hasibuan, Sekretaris Pariwisata  Avon Syahffrullah Nasution dan Kepala UPT Museum Negeri Sumut, Sri Hartini.

Kepala UPT Museum Negeri Sumut, Sri Hartini mengatakan, penghargaan diperoleh setelah panitia menilai sejumlah aspek. Tidak hanya dari segi fisik, program pengelolaan, maupun hubungan komunikasi yang selama ini dibangun museum Pemprov yang terletak di Jalan Gedung Arca tersebut.

“Museum Pemprov Sumut telah berdiri sejak tahun 1982. Kini setidaknya terdapat 7.000 koleksi yang dibagi dalam sepuluh jenis koleksi. Mulai dari koleksi arkeologi, sejarah, keramik, etnigrafi dan seni rupa. Yang paling banyak etnigrafi karena di Sumut terdapat delapan etnik. Kami buat displaynya sebaik mungkin,” ujar Sri.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Sumut, Elisa Marbun mengatakan, museum Pemprov Sumut merupakan salah satu daya tarik pariwisata di Sumut. Terutama wisata budaya, karena begitu lengkapnya koleksi yang ada.

“Museum menjadi tempat wisata budaya dalam neningkatkan kepariwisataan. Selain itu juga berperan besar dari segi budaya pelesatarian nilai-nilai budaya. Ini untuk pembelajaran generasi muda, biar mengenal budaya daerahnya,” kata Elisa.

Karena memiliki peran yang sangat strategis, Elis menilai anggaran bagi perawatan Museum Pemprov Sumut ke depan perlu ditingkatkan. Saat ini hanya berkisar Rp 1,2 miliar setahun.

“Kami mau jauh ke depan melobi Pemerintah Belanda untuk bisa Kepala UPT mendapatkan peninggalan budaya Sumut yang ada di sana. Ada sebagian museum di Belanda sudah ditutup. Sekarang tinggal kesepakatan, Belanda tentu tak bisa memberikan kalau tak ada jaminan,” katanya

JPNN.com

Museum di Surabaya ini adalah Museum Kota Terbaik di Indonesia 2015

$
0
0

Museum 10 November Surabaya Raih Penghargaan Terbaik   
Sosiodrama Bung Tomo di museum 10 November kompleks monumen Tugu Pahlawan, Surabaya. (Kukuh S Wibowo/TEMPO)

TEMPO.CO Surabaya:Museum 10 November Surabaya kembali meraih penghargaan sebagai Museum Kabupaten atau Kota terbaik di tingkat nasional, yang diberikan oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Penyerahan penghargaannya itu Jumat besok, 2 September 2015, di Museum Nasional, Merdeka Barat, Jakarta.

“Acara itu nantinya bertajuk Penganugerahan Pelestari Cagar Budaya dan Permuseuman 2015,” kata Kepala UPTD Monumen Tugu Pahlawan, Balai Pemuda dan THR , Resti Sri Hartanti ditemui di museum 10 November, Kamis, 01 Oktober 2015.
Menurut Resti, pada acara itu akan diberikan penghargaan kepada para pihak yang berjasa dalam pelestarian cagar budaya dan pengembangan permuseuman, baik pemerintah atau swasta. Adapun penilaiannya, terdiri dari pengelolaan museum, pelayanan kepada pengunjung, frekuensi jumlah kunjungan, kebersihan dan program sekarang hingga kedepan yang digagas oleh museum 10 November Surabaya.

 

“Memang museum kami mengalami tren kenaikan pengunjung, baik dari wisatawan dalam negeri maupun luar negeri,” ujarnya.

 

Catatan pada bulan September 2015, kata dia, museum ini mampu menarik pengunjung sebanyak 13.114 orang, yang terdiri dari 12.969 wisatawan dalam negeri, dan 145 wisatawan manca negara. “Museum ini mampu menjadi tempat wisata sekaligus edukasi,” kata dia.

Adapun fasilitas yang disediakan, kata dia, masyarakat terutama generasi muda yang gemar datang ke museum, diberi kebebasan biaya masuk, hanya cukup menunjukan kartu pelajar. Selanjutnya, di dalam museum itu terdapat 15 staf UPTD Monumen Tugu Pahlawan yang siap memandu wisatawan dalam negeri maupun manca negara.

Museum yang memiliki total koleksi sebanyak 218 ini, dilengkapi juga dengan perpustakaan, toko cenderamata, dan ruang auditorium. Di bagian halaman terdapat mobil hitam berjenis Opel Kapitan dengan tahun pembuatan 1956 milik Bung Tomo, sementara pada bagian dalam, terdapat buku harian dan radio transistor yang berusia 81 tahun milik Bung Tomo. “Jadi, fasilitasnya terus kami perbaiki,” kata dia.

Salah satu pemandu lokal di museum 10 Nopember Surabaya, Wardah, mengatakan dalam sehari rata-rata ada sekitar 200-300 pengunjung yang datang ke museum tersebut, mereka umumnya adalah pelajar, mulai dari anak-anak di PAUD hingga mahasiswa. Wardah mengaku senang menjalani pekerjaannya itu karena animo pelajar baik dari Kota Surabaya maupun dari luar Kota Surabaya sangat tinggi. “Lebih senang lagi bila ada pengunjung yang lebih tahu dari saya sehingga ada informasi baru yang saya terima,” ujarnya.

MOHAMMAD SYARRAFAH (tempo.co)

Helm-helm Inovatif Karya Anak Negeri

$
0
0

Kali ini, kami ingin memberikan kumpulan karya anak bangsa terkait dengan helm yang dipatenkan dunia. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa pengendara sepeda motor di Indonesia ini sangat banyak. Menurut data yang didapatkan, pabrikan motor Yamaha dapat menjual kendaraan versi sport mereka sejumlah 32.275 unit hanya pada bulan Februari 2015 kemarin. Bayangkan jika setahun, dan juga ditambahkan dengan keseluruhan pabrikan motor yang ada. Pastilah nilainya mencapai jutaan.

Disamping banyaknya unit motor yang terjual, hal ini juga memicu banyaknya kecelakaan yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor roda dua. Berbeda dengan mobil dan kendaraan lainnya, motor dituntut untuk memiliki keseimbangan supaya dapat melaju. Untuk mengurangi resiko kecelakaan pihak kepolisian sudah menganjurkan untuk mengenakan helm berlabel SNI yang standar. Meskipun begitu helm tersebut belum bisa menjamin keselamatan berkendara 100%. Oleh karenanya disini kami rangkumkan untuk anda 3 helm inovatif karya anak negeri yang dapat memberikan perlindungan ekstra terhadap benturan dan juga menambah rasa nyaman ketika berkendara.

1. Helm Berpendingin

Jangan bayangkan kalau helm ini dilengkapi dengan Air Conditioner (AC) dalam pembuatannya. Namun prinsip yang digunakan hampir sama, yakni untuk menambah kenyamanan pengendara ketika berkendara menggunakan sepeda motor, apalagi ketika di siang hari. Helm ini dilengkapi dengan lapisan pendingin di bagian permukaan luar helm. Dengan begitu memungkinkan kita untuk tetap merasa dingin selama berkendara menggunakan helm ini.

Cara kerja helm ini sama dengan cara kerja kompres penurun panas demam. Menggunakan air yang disuntikkan ke dalam helm yang sudah diberi lapisan pendingin. Lapisan pendingin ini merupakan bahan Sodium Polycarbonate yang merupakan bahan sejenis bagian dalam popok bayi sekali pakai. Di bagian atas helm terdapat lubang kecil yang dapat disuntikkan air ke dalamnya untuk mereaksikan Sodium Polycarbonate menjadi gel ketika bertemu dengan air. Hal inilah yang akan tetap membuat suhu di dalam helm terasa dingin.

Menariknya lagi, helm ini diciptakan oleh Linus Nara Pradhana yang merupakan seorang pelajar SMP. Dia telah menyisihkan 206 peserta lainnya dalam ajang internasional bertajuk International Exhibition for Youth Inventors 2012 di Thailand. Peraihan medali emas ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki berbagai bibit unggul dalam dunia inovasi.

2. Helm Anti Gegar Otak

Lagi-lagi Linus Nara Pradhana kembali menelurkan sebuah karya. Helm anti gegar otak ini merupakan pengembangan dari inovasi yang dilakukan sebelumnya. Berbasis dari prinsip helm berpendingin, Linus Nara menggunakannya untuk membuat helm anti gegar otak. Nara terpicu dikarenakan banyaknya korban jiwa yang diakibatkan gegar otak gara-gara kecelakaan yang mengakibatkan kepala terbentur oleh benda keras.

Meskipun sudah mengenakan helm, namun gegar otak yang diderita akan semakin menjadi ketika tidak segera dikompres. Dengan mengenakan helm anti gegar otak ini cairan berpendingin akan segera keluar ketika helm terbentur dan dengan cepat akan mendinginkan kepala supaya gejala gegar otak tidak terjadi atau dapat diminimalisir. Dengan menggunakan cairan kimia khusus, helm ini dapat mengkompres kepala hingga duhu 11,5 derajat celcius untuk meminimalisir terjadinya gejala gegar otak.

Dengan adanya inovasi helm anto gegar otak ini, Nara kembali menyabet gelar juara untuk ajang bertajuk Indonesian Science Project Olympiad pada Februari 2013. Serbuk pendingin yang dijadikan media kompres ini masih dirahasiakan oleh Nara untuk dipatenkan terlebih dahulu. Kedua helm buatan Nara tersebut sudah banyak beredar di pasaran dengan nama Naravation.

3. Helm Anti Kantuk

Salah satu penyebab utama terjadinya kecelakaan adalah kantuk. Telah banyak nyawa melayang diakibatkan oleh kantuk saat berkendara di jalan raya. Salah satu inovasi anak bangsa ini menciptakan alat yang dapat mendeteksi kantuk saat berkendara. Inovasi ini dilakukan oleh dua orang mahasiswa dari Universitas Surabaya jurusan Teknik Manufaktur. Mahasiswa bernama Kristiawan Manik dan Ricky Nathaniel Joevan ini berhasil menciptakan inovasi helm anti kantuk.

Hasil inovasi kedua mahasiswa ini berhasil menorehkan medali emas di ajang International Invention, Innovation, and Design pada Agustus 2014 di Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia. Perwakilan Indonesia ini berhasil menyisihkan 112 peserta lain dari berbagai negara. Cara kerja helm ini menggunakan sensor denyut nadi sebagai sensor untuk mengetahui kantuk. Jika denyut nadi menurun, maka secara otomatis akan aktif menghasilkan getaran yang akan menggugah pengendara sepeda motor.

Alat ini memerlukan kabel untuk menyambungkan prosesor dengan sensor denyut nadi ke pergelangan tangan, leher, atau bagian tubuh lain yang terdapat denyut nadi. Diharapkan dengan penggunaan sensor ini di helm, maka tingkat kesadaran pengendara akan semakin meningkat seiring dengan adanya getaran yang dikirimkan ketika mengantuk. Namun jika masih terasa mengantuk ada baiknya jika menepi sebentar untuk beristirahat.

Baca Selengkapnya >> http://www.pricearea.com/artikel/3-helm-inovatif-karya-anak-negeri-yang-diakui-dunia/3/

Rantai Tank Kelas Dunia made in Depok

$
0
0

Sederetan tank angkut amfibi Marinir TNI Angkatan Laut terjun dari dermaga ke Selat Sunda di Cilegon, Banten, Senin (5/10/2015). Tank-tank tersebut melaju dengan kecepatan tinggi, lalu menghunjamkan diri ke laut dari ketinggian 5 meter lebih. Rantai tank tetap utuh….

Sebelumnya, defile tank tempur utama M2A-4 Marder, kendaraan tempur pengangkut pasukan M-113 dan IFV Marder, serta Anoa, lalu tank Marini BMP-3 juga melintas melaju di depan panggung kehormatan tempat Presiden  dan Panglima TNI berdiri. Semua tank tersebut menggunakan rantai dan sebagian roda, ban dan penggerak, serta suspensinya dibuat di sebuah bengkel kerja di Cilodong, Depok, Jawa Barat.

Geladi bersih HUT Ke-70 Tentara Nasional Indonesia di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, Sabtu (3/10/2015). Kompas.com

Edi Suyanto, pendiri Indo Pulley, adalah sosok di balik produksi rantai tank buatan dalam negeri tersebut. Kemudian, lima tahun lalu dia mulai memproduksi rantai tank AMX-13 buatan Prancis yang jumlahnya 600 unit lebih digunakan TNI.

“Waktu itu saya diminta KSAD Jenderal (TNI) Pramono Edhie untuk membuat rantai tank AMX. Setelah uji litbang TNI AD, dinyatakan lulus. Saya selanjutnya juga berinovasi membuat ban tahan peluru kaliber 7,62 milimeter. Ban itu bisa dikendarai hingga 120 kilometer setelah kempis. Lebih jauh dibandingkan standar NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) yang hanya bisa sejauh 20 kilometer setelah tertembak,” kata Edi di Depok, Selasa (6/10).

Dia juga dilibatkan Kementerian Pertahanan untuk memproduksi rantai tank, serta sus-pensi dan roda tank untuk beberapa proyek kerja sama Kementerian Pertahanan dengan mitra asing.

Inovasi yang dilakukan Edi Suyanto juga menambah kemampuan kendaraan tempur. Misalnya, penambahan komponen karet pada rantai tank BMP-3 memungkinkan tank Marinir buatan Rusia itu melompat di landasan beton tanpa menyebabkan rantai terputus. Pada versi asli milik Rusia, rantai tank tersebut tidak memakai bantalan karet.

Harapan serupa dikemukakan Ricky Egam, pendiri PT Sari Bahari di Kota Malang, Jawa Timur. Ricky melalui Sari Bahari memproduksi bom latih, bom hidup, dan roket latih serta roket hidup yang digunakan TNI AU. Beberapa produknya sudah diekspor ke mancanegara, seperti kepala roket asap ke Cile dan AS tahun 2013.

Kepala roket asap ini dijadikan sarana berlatih pilot-pilot tempur angkatan bersenjata Cile. Kepala roket asap buatan Sari Bahari memiliki keunggulan mampu mengeluarkan asap selama 2 menit setelah terkena sasaran.

Produk lain hanya mampu mengeluarkan asap kurang dari 1 menit. Kepulan asap pasca ledakan sangat vital bagi pilot tempur, sebagai penanda bom yang ditembakkan tepat sasaran atau tidak.

“Saya salut, baru saja Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna meminta 10 perusahaan BUMN dan swasta untuk serius memasok kebutuhan TNI AU. Ini langkah maju,” kata Ricky, yang mampu memproduksi puluhan ribu bom latih. Khusus bom latih jet tempur Sukhoi ukuran 100 kilogram, hanya diproduksi di Indonesia sehingga sangat potensial untuk diekspor.

Saat ini, Sari Bahari sedang mengembangkan rudal petir, yaitu rudal darat ke darat seberat 10 kilogram yang bisa melesat dengan kecepatan 250 kilometer per jam. Ditargetkan, tahun 2016 PT Sari Bahari sudah bisa mulai menjual produk tersebut.

Sari Bahari dibangun Ricky tahun 1993. Awalnya, perusahaan itu hanya melayani pengadaan barang dari badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri strategis (pertahanan). Barang yang disuplai Sari Bahari di antaranya beragam mesin dan suku cadang peralatan strategis militer.

“Perusahaan domestik sebenarnya memiliki kemampuan memproduksi alutsista untuk kepentingan pertahanan dalam negeri. Hanya, memang butuh niat baik pemerintah. Jika setiap periode kepemimpinan fokus pada upaya pemenuhan kebutuhan alutsista domestik, saya yakin perusahaan dalam negeri bisa memenuhinya. Kita bisa memenuhi kebutuhan alutsista tanpa harus selalu impor,” kata Ricky.

TNI AU, misalnya, menurut Ricky, sudah mengambil langkah strategis dengan memberikan payung hukum bagi perusahaan dalam negeri untuk mengembangkan alutsista bagi kepentingan TNI AU. “Beberapa bulan lalu, Kepala Staf TNI AU Agus Supriatna menandatangani kesepakatan yang mengajak 10 rekanan, baik BUMN maupun BUMS (perusahaan swasta), untuk mengembangkan alutsista bersama-sama. Ini langkah baik mendukung pemenuhan kebutuhan alutsista oleh perusahaan dalam negeri,” kata Ricky.

Kemandirian Industri pertahanan dalam negeri yang menghasilkan alutsista perlu merangkul industri terkait lainnya demi mencapai kemandirian industri pertahanan nasional secara menyeluruh. Kunci untuk memajukan industri alutsista dalam negeri demi memperbaiki kondisi perekonomian terletak pada memajukan lini industri pendukungnya.

“Bicara unsur pertahanan, kita harus melihat jejaring industri sampai pada pendukungnya. Jangan sampai kita memajukan industri pertahanan, tetapi lini jejaring industrinya tidak terbangun dengan baik,” kata Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Mahfudz Siddiq di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/10).

Mahfudz mencontohkan industri baja untuk bahan baku pembuatan sejumlah alutsista, seperti badan tank atau kapal. Kalau industri baja tidak dikembangkan, tentu sulit memenuhi bahan baku. Hal itu menyebabkan sebagian produk industri pertahanan dalam negeri masih bergantung pada hasil impor.

Secara terpisah, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi menegaskan komitmen untuk menggunakan produk dalam negeri. “Kami memesan dari PT PAL dan sejumlah galangan kapal swasta di Batam, Lampung, Jakarta, hingga Samarinda. Kalau ada bagian yang belum bisa dibuat di dalam negeri, tentu bisa diupayakan alih teknologi dengan negara tempat kita memesan,” kata Ade, yang merancang platform peluncuran rudal Yakhont di KRI Oswald Siahaan. (ong/age/dia/che/sem/ody)

Kompas.com

Bagaimana Komunitas Jawa Bisa Ada di Tengah Kota Bangkok?

$
0
0

“Kowe seko ngendi (Kamu dari mana)?”

Kalimat bahasa Jawa itu terlontar dari penduduk lokal Thailand di tengah hiruk pikuk Kota Bangkok. Mengherankan? Jelas. Tapi itu benar-benar terjadi di Kampung Jawa yang ada tengah ibukota ‘Negeri Gajah Putih’ itu.

Kalimat pertanyaan itu terlontar dari mulut Slamet Dariyat, salah satu penduduk Kampung Jawa. Dari namanya saja, sangat identik dengan Indonesia terutama suku Jawa.

Slamet beserta belasan warga Kampung Dayat lainnya, menyambut kami. Sambutan mereka benar-benar membuat kami teringat akan tanah air.

“Aku asli Thai. Bapakku Kendal. Jawa. Yo mangan ” ujar Slamet yang berusia 75 tahun ini sembari terkekeh dalam perbincangan di serambi masjid Kampung Jawa yang ada di daerah Sathorn, Bangkok.

Slamet adalah keturunan kedua yang tinggal di Kampung Jawa. Sampai saat ini umumnya yang tinggal di Kampung Jawa adalah keturunan ketiga dan keempat. Seluruh warga Kampung Jawa memeluk Islam.

Keberadaan Kampung Jawa yang berpenduduk sekitar 3.000 orang di tengah kota Bangkok jelas mengundang banyak pertanyaan. Apalagi ternyata diketahui, lahan Kampung Jawa itu merupakan pemberian dari Kerajaan Thailand.

Semua ini bermula dari kunjungan raja Thailand, Chulalongkorn ke Jawa pada tahun 1896. Kala itu, sang Raja meminta bantuan kepada raja-raja di Jawa, untuk mengirimkan pemahat dan pekerja untuk membangun bangunan kerajaan baru. Raja Chulalongkorn menyatakan akan menyediakan tempat tinggal untuk para pekerja ini.

Belum begitu jelas mengapa para pekerja tersebut tidak kembali ke Indonesia, setelah pekerjaan selesai. Ada informasi yang menyebutkan mereka memilih menetap daripada kembali ke Indonesia yang masih dalam cengkeraman Belanda. Namun ada juga fakta sejarah yang menyebutkan periode 1920-1945, kondisi perpolitikan Indonesia tengah carut marut. Hal itu membuat para WNI yang berada di luar negeri tidak bisa pulang.

Seperti yang terjadi pada Irfan Dahlan, putra dari KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammdiyah. Irfan yang pada 1924 menyeberang ke Pakistan untuk belajar, tidak pernah bisa kembali lagi ke tanah air. Dia terpaksa menetap di Thailand bergabung dengan koloni asal Indonesia lainnya, di Kampung Jawa. Setelah, Indonesia merdeka, Irfan Dahlan pernah berkesempatan untuk pulang ke Jawa, ketika Presiden Soekarno menyematkan gelar Pahlawan Nasional untuk KH Ahmad Dahlan dan Nyai Ahmad Dahlan.

“Tapi kami sekeluarga memiliki komunikasi dengan keluarga di Kauman Yogyakarta sampai sekarang, ” ujar Marifah Dahlan, warga Kampung Jawa yang merupakan putri Irfan Dahlan ini.

Namun Marifah dan Slamet hanyalah segelintir dari warga Kampung Jawa yang masih bisa berbahasa Jawa, atau Bahasa Indonesia. Kebanyakan warga lain yang kami temui, hanya bisa berbahasa Thai. “Sudah jarang yang memakai bahasa Indonesia apalagi bahasa Jawa. Kami sehari-hari menggunakan bahasa Thai ” ujar Marifah yang bisa berbahasa Indonesia lancar karena bekerja di KBRI Bangkok ini.

Meski begitu sisa-sisa budaya Jawa tetap mengakar di kampung Jawa, tak sebatas pada nama kampung semata. Makanan khas Jawa seperti nagasari dan ambengan nasi kuning masih eksis.

Begitu saya mencoba nagasari yang dihidangkan oleh warga, rasanya persis seperti nagasari di Yogyakarta atau Solo. Begitu juga dengan buah pisang yang menjadi ‘inti’ dari makanan tersebut.

“Untuk acara orang menikah di sini kami menyebutnya wong mantu, orang meninggal wong mati, kami juga ada acara kenduri” kata Abu Samad seorang pemuda yang menjadi muadzin masjid Kampung Jawa, dalam bahasa Inggris.

Tak hanya itu saja, warga Kampung Jawa ini juga sangat-sangat ramah dan murah senyum. Begitu rombongan kami hendak pulang, kami semua diberi oleh-oleh nagasari dan ketan warna kuning. Orang Thailand memang juga dikenal ramah, tapi warga Kampung Jawa, membuat saya mendapatkan keramahan sama seperti di rumah.

(fjr/ahy) Detik.com

Penemu Wifi, Ternyata “Arek” Suroboyo

$
0
0

Anda tentunya juga mengenal WiFi. Berselancar di internet dengan wifi tentu lebih leluasa. Namun pernahkah anda bertanya-tanya,  siapa penemu WiFi?  Penemu WiFi adalah Victor Hayes atau yang akrab disapa Vic. (Seluk beluk wifi, bisa dibaca di sini)


Victor Hayes, dikutip dari Wikipedia, lahir 31 Juli 1941 di Surabaya—saat itu masih berada di bawah pemerintahan Hindia Belanda.

Vic merancang beberapa standar WiFi pertama, yaitu IEE 802.11a, 802.11b, dan 802.11g.
Berkat jasanya dalam perkembangan teknologi WiFi, Vic dijuluki sebagai “Bapak WiFi Dunia”.
Vic di Surabaya hanya selama sekitar 4 tahun sejak kelahirannya.

Pada 1950 ia kembali ke Belanda dan menetap di negeri asalnya tersebut.
Ya demikianlah, meskipun Vic numpang lahir di Surabaya, toh dunia tetap mengenalnya sebagai “Bapak WiFi Dunia” kelahiran Surabaya.
Nah, berbanggalah kalian yang lahir di Surabaya :)

Surya.co.id

Mobil Karya Mahasiswa Jogja Ini Bisa Jadi Kendaraan Masa Depan

$
0
0

Sebuah mobil kreasi mahasiswa Yogyakarta yang dinamai Kaliurang UNISI mungkin bisa menjadi mobil masa depan.

Ada tiga hal yang membuat mobil itu berpotensi demikian. Satu karena mobil itu tidak didayai oleh bahan bakar minyak, melainkan dengan listrik. Dua, dalam rencana jangka panjangnya, listrik akan diperoleh dari energi terbarukan.

Tiga, mobil itu juga tidak beroperasi dengan sistem konvensional. Kaliurang UNISI menggunakan sistem operasi Android untuk membantu beberapa kegiatan navigasi serta keamanan. Smartphone berbasis Android diintegrasikan dengan mobil untuk mendukung operasional.

Muhammad Fanriado, salah satu dari 8 orang anggota tim yang mengembangkan mobil tersebut mengatakan, dengan segala kebaruannya, Kaliurang UNISI menjawab sejumlah persoalan. Yang pasti, mengurangi polusi dan emisi karbon.

Sistem operasi Android juga memberi kemudahan dalam navigasi dan keamaman.

“Mobil ini bisa parkir sendiri tanpa bantuan sopir,” katanya saat ditemui dalam Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional XI/Indonesia Science Expo yang diadakan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada Kamis (8/10/2015).

Jadi, manakala hendak memarkir mobil, pengendara tinggal mengatur fungsi navigasi di smartphone. Pengendara lantas bisa turun dan memarkir mobil dari jarak tertentu. Ini memudahkan pengendara kala harus berjalan mundur saat parkir.

“Kalau mobil dicuri, kita juga bisa mematikan dari jauh,” imbuh Fanriado.

Smartphone yang dipegang pengendara bisa dihubungkan dengan yang terpasang di mobil untuk menonaktifkan.

Untuk komunikasi antar smartphone dan mobil, mobil ini memanfaatkan sinyal WiFi, bluetooth, dan GSM.

“Kalau jarak dekat dengan WiFi atau bluetooth. Kalau jarak jauh dengan GSM,” jelas Fanriado.

Mobil listrik berukuran 1,9 meter x 1,4 meter tersebut mampu berjalan dengan kecepatan maksimum 50 km/jam. Memiliki bobot sekitar 400 kilogram, mobil itu bisa berjalan non stop dengan kecepatan maksimum sejauh 10 kilometer.

Untuk mengisi ulang baterai, dibutuhkan waktu sekitar 8 jam bila dimulai dari kondisi benar-benar kosong. Daya pada baterai maksimal bisa digunakan untuk berkendara hingga 2 jam.

Melihat kemampuannya, Kaliurang UNISI memang belum bisa diandalkan menjadi alat transportasi sehari-hari. Namun, tim mahasiswa UII mengatakan akan terus mengembangkannya.

Kini, mereka bekerja sama dengan Intel untuk membuat kontrol berbasis Android bisa lebih responsif.

“Mimpi kami ke depan bukan hanya membuat mobil tapi transportasi massal,” kata Fanriado.

Anggota tim yang semula terdiri dari 8 orang kini menjadi 40 orang. Tim akan mengembangkan generasi kedua dari Kaliurang UNISI. Salah satu yang digagas adalah baterai yang lebih mumpuni.

Saat ini, Kaliurang UNISI menggunakan baterai kalsium. Generasi selanjutnya akan menggunakan baterai lithium.

Untuk mendukung operasi mobil, tim mewacanakan pentingnya stasiun pengisi baterai yang bersumber dari energi matahari.

Mobil itu mungkin belum bisa digunakan sekarang. Tapi dengan pengembangan serius dan dukungan pemerintah, mobil itu benar-benar bisa dikendarai di masa depan. Dan jalanan di kota besar akan ramai dengan sliweran mobil buatan Indonesia serta berbasis energi terbarukan.

(Yunanto Wiji Utomo/Kompas.com)


Karno Dimedjo, Eksplorasi Planet Mars, dan Masa Depan Indonesia

$
0
0

by : Akhyari Hananto

Saya yakin, pembaca tidak mengenal Karno Dimedjo yang saya maksudkan di sini, setidaknya karena 2 alasan, satu; karena beliau bukan orang yang terkenal, kedua..karena beliau sudah wafat sejak bertahun-tahun lalu waktu saya masih SMP. Beliau adalah kakek saya, bapak dari bapak saya.

Bapak saya sangat sering bercerita tentang kakek. Bagaimana sejak kecil hingga wafat, mbah saya ini (para tetangga dulu sering memanggil beliau dengan mBah Amat) tidak pernah tinggal di luar kampungnya. Bahkan tak pernah pergi jauh dari kampungnya.  Bahkan ketika invasi Belanda dan Jepang makin bertambah menjadi-jadi, beliau lebih memilih menjaga pertahanan di pintu masuk kampung kami di Wonosalam, sebuah dusun pertanian yang kecil di lereng Merapi…tak begitu jauh dari gua-gua pertahanan Jepang di sekitar Kaliurang, Yogyakarta. Namun tulisan ini takkan bercerita tentang kisah heroik kakek saya dalam mengangkat senjata melawan Belanda atau Jepang. Bukan.

Kisah ini lebih sederhana.

Ada sekelumit kisah dialog singkat saya dengan beliau..di suatu pagi, beberapa tahun sebelum beliau meninggal dunia. Pagi itu beliau sedang menanam puluhan bibit pohon kelapa di halaman belakang rumah beliau yang sangat luas. Saya ingat, kami berdialog seperti ini (dalam bahasa Jawa):

“mBah, ini kira-kira minggu depan sudah tinggi dan berbuah ya, mBah?”

(Sambil tersenyum) “Ya tidak. Pohon ini perlu setidaknya 10 tahun lagi sebelum tumbuh besar dan berbuah”

“Lha nanti 10 tahun lagi, mbah masih kuat naik pohon dan ambil buahnya?”

(Sekali lagi, beliau tersenyum) “Nanti kamu yang memanjat pohon dan ambil buahnya. Petikkan untuk Mbah, ya. Jangan lupa, kamu nanti juga harus menanam”

Saya tidak habis pikir waktu itu, beliau jelas sudah sangat sepuh, dan mungkin tak akan sempat menikmati hasilnya menanam kelapa. Setidaknya..tak kuat lagi memanjat pohon kelapa untuk memetik buahnya. Saya bertanya kembali..

“Mbah, kenapa menanam kelapa kalau mbah gak akan bisa menikmati hasilnya?”

Jawabannya, tak saya fahami waktu itu.

“Ya inilah makna hidup yang sebenarnya. Simbah ini hidup di dunia, untuk membuatkan jalan buat kami (generasi saya) dan mempersiapkan kamu menghadapi hidup di masa mu nanti”

——

Minggu-minggu terakhir ini, dunia gegap gempita menyambut pengumuman NASA yang menyatakan bahwa mereka menemukan air di permukaan planet Mars, yang kemudian memunculkan keyakinan bahwa Mars, settidaknya pernah menjadi planet yang dihuni oleh organisme hidup, di masa lalu.

Seperti dalam film Interstellar, di mana manusia berusaha mencari ruang hidup baru di luar planet bumi, NASA pun merencanakan hal yang sama. NASA telah mengungkapkan misi mereka dengan rinci untuk mendaratkan manusia ke Mars dalam beberapa dekade mendatang, paling cepat tahun 2050. NASA menjelaskan tentang teknologi dan infrastruktur yang akan dibutuhkan untuk membuat misi ke Mars menjadi nyata. Menariknya, rencana NASA ini menunjukkan bahwa tujuan utamanya adalah untuk mengirim manusia untuk tinggal di Planet Mars,  tidak hanya pergi lalu kembali. “Seperti Program Apollo, kami memulai perjalanan ini untuk semua umat manusia. Namun tidak seperti Apollo, kita akan ke Mars untuk menetap di sana secara permanen.” Kata NASA.

Tahun 2050, memang masih lama. Orang-orang yang sekarang bekerja di NASA pun mungkin takkan lagi ada di NASA beberapa dekade lagi. Mereka, membuatkan jalan bagi siapapun generasi mendatang..untuk mengeksplorasi kemungkinan mencari tempat hidup baru di luar bumi, meskipun mereka mungkin takkan bisa menikmatinya. Pun, misi-misi luar angkasa AS (lewat NASA) juga dilapangkan jalannya…sejak berpuluh tahun lalu di era JF Kennedy. Ingat pidatonya yang luar biasa waktu mencanangkan AS harus pergi ke bulan menjelang akhir dekade 60-an.

“We choose to go to the moon. We choose to go to the moon in this decade and do the other things, not because they are easy, but because they are hard, because that goal will serve to organize and measure the best of our energies and skills, because that challenge is one that we are willing to accept, one we are unwilling to postpone, and one which we intend to win, and the others, too.

It is for these reasons that I regard the decision last year to shift our efforts in space from low to high gear as among the most important decisions that will be made during my incumbency in the office of the Presidency.”

—-

Waktu pertama kali ke Malaysia pada tahun 2001, pesawat saya berputar 2 x untuk menunggu giliran landing. Dari situ, dari jendela pesawat saya melihat ke bawah, terdapat ruas jalan yang lebar, bagus, dan….kosong sama sekali. Dalam 2 x putaran pesawat, saya tak melihat satupun mobil yang melewati jalan tersebut. Saya sempatkan bertanya kepada salah satu kawan saya yang kebetulan bekerja di salah satu perusahaan kontruksi jalan tol “mengapa jalan tersebut begitu lebar, namun begitu kosong?” Jawabnya singkat “15-20 tahun lagi pasti sudah ramai”.

Setiap hari, saya melihat anak-anak kecil berbondong-bondong menuju sekolah. Saat ini, mereka mungkin tak terpikir…apa jadinya Indonesia 20 tahun dari sekarang, saat mereka dewasa nanti. Atau 50 tahun dari sekarang, saat anak anak mereka dewasa.  Memang..belum saatnya mereka berpikir sejauh itu.

Itu lah tugas kita..menyiapkan jalan untuk mereka. Melapangkan setapak yang terjal..agar di masa depan, jalan-jalan generasi di bawah kita…lebih halus, lebih mudah dilewati.

 

 

Bagaimana Asal Muasal Tempe?

$
0
0

by Hendri F Isnaeni

MENELUSURI sejarah tempe tak bisa lepas dari bahan bakunya, kedelai. Menurut pakar tempe dari Universitas Gajah Mada, Mary Astuti dalam Bunga Rampai Tempe Indonesia, kata kedelai yang ditulis kadele dalam bahasa Jawa ditemukan dalam Serat Sri Tanjung (abad ke-12 atau 13). Selain dalam serat legenda kota Banyuwangi itu, kata kedelai juga dijumpai dalam Serat Centhini, yang ditulis oleh juru tulis keraton Surakarta, R Ng Ronggo Sutrasno pada 1814.

Pada jilid kedua Serat Centhini digambarkan perjalanan Cebolang dari Purbalingga menuju Mataram, kemudian singgah di rumah Ki Amongtrustha, yang menjamu makan malam dengan lauk bubuk dhele. Di Mataram, Cebolang diberitahu bahwa sesaji dalam kacar-kucur, yakni upacara persiapan menikahkan anak, terdapat kacang kawak (lama) dan kedelai kawak, beras kuning, bunga, dan uang logam.

Menurut naturalis Jerman, Rumphius, tanaman kedelai (de cadelie plant)dalam bahasa latin disebut phaseolus nigerkadele (Jawa), zwartee boontjes(Belanda), dan authau (Tiongkok). Hasil amatan Rumphius, orang Tionghoa tidak mengolah kedelai menjadi tempe. Tapi, mengolah biji kedelai hitam tersebut menjadi tepung, sebagai bahan tahu, dan laxa atau tautsjian, mie berbentuk pipih. Karena kacang dalam bahasa Tiongkok disebut duo (tao)/to, produk olahannya dinamai dengan awalan tautauchu (taoco), tau-hu (tahu), touya (toge), touzi (tauci), dan lain-lain.

Berdasarkan penelitian genetik, kedelai berasal dari Tiongkok, meski tidak ada keterangan apakah jenisnya kedelai hitam atau kuning. Menurut sejarawan Ong Hok Ham dalam “Tempe Sumbangan Jawa untuk Dunia,” Kompas, 1 Januari 2000, kacang kedelai sudah sejak 5.000 tahun lalu dikenal di Tiongkok.

Namun, Mary Astuti mempertanyakannya: jika berasal dari Tiongkok mengapa kedelai tidak pernah disebutkan dalam jenis-jenis komoditas yang diperdagangkan di Jawa. Musafir Tiongkok, Ma Huan yang mengunjungi Majapahit sekira abad ke-13, mencatat bahwa di Majapahit terdapat koro podang berwarna kuning, tanpa menjelaskan kegunaan kacang tersebut. Dia tidak membandikan kacang itu dengan kacang yang ada di negerinya, seperti halnya membandingkan suhu udara di Majapahit dengan di Tiongkok. Ini menunjukkan, kacang yang ditemui Ma Huan belum ada di negerinya.

“Diduga bahwa kedelai hitam sudah ditanam di Jawa sebelum China datang ke Tanah Jawa,” tulis Astuti. “Menurut anggapan orang Jawa zaman dulu kata dele berarti hitam. Ada kemungkinan kedelai hitam sudah ada di tanah Jawa sebelum orang Hindu datang dan kemungkinan dibawa orang Tamil.”

Penemuan tempe berhubungan erat dengan produksi tahu di Jawa, karena keduanya dibuat dari kacang kedelai. Tahu sendiri dibawa oleh orang Tiongkok ke Jawa, yang mungkin sudah ada sejak abad ke-l7. “Bukan hanya bahannya yang sama, akan tetapi mungkin juga secara langsung penemuan tempe berkaitan dengan produksi tahu,” tulis Ong.

“Tempe muncul dari kedelai buangan pabrik tahu yang kemudian dihinggapi kapang. Kemudian jadi tempe kedelai,” kata wartawan spesialis sejarah pangan, Andreas Maryoto. “Ini saya kaitkan karena tempe yang lain berasal dari limbah: tempe gembus dari limbah kacang, tempe bongkrek dari limbah kelapa. Bila kemudian tempe kedelai dari kedelai bukan limbah, mungkin itu upgrade saja,” sambungnya.

Ong kemudian mengaitkan perkembangan tempe dengan kepadatan penduduk, baik di Tiongkok maupun di Jawa. Kepadatan penduduk sejak berabad-abad telah mempengaruhi seni masak Tiongkok. Akibat kepadatan penduduk terjadi persaingan ruang antara manusia dan hewan yang memerlukan ladang-ladang rumput luas bagi hidupnya. Akibatnya, seni masak Tiongkok berkisar pada hewan peliharaan rumah seperti babi, ayam, bebek, dan sebagainya.

Keadaan itu tidak jauh berbeda dengan Jawa. Pekarangan menyediakan bahan baku makanan seperti ayam, kambing, sayur-sayuran, pohon kelapa, dan lain-lain. “Baru dalam abad ke-l9, menu hewani akhirnya berubah menjadi tempe. Ini akibat kenaikan jumlah penduduk yang amat tinggi pada abad ke-19, sehingga Pulau Jawa menjadi wilayah pertama yang sangat padat di Asia Tenggara,” tulis Ong.

Di sisi lain, lanjut Ong, meluasnya perkebunan kolonial membuat wilayah hutan menciut dan membuat para petani sebagai kulinya, mengurangi berburu, beternak maupun memancing. Dampaknya, menu makanan orang Jawa yang tanpa daging. Tanam paksa makin membuat bahan makanan seperti tempe menjadi sangat vital sebagai penyelamat kesehatan penduduk.

“Bisa dikatakan,” tulis Ong, “penemuan tempe adalah sumbangan Jawa pada seni masak dunia. Sayangnya, seperti halnya banyak penemuan makanan sebelum zaman paten, maka penemu tempe pun anonim,” lanjutnya.

Ditilik dari muasal katanya, menurut Astuti, tempe bukan berasal dari bahasa Tiongkok, tapi bahasa Jawa kuno, yakni tumpi, makanan berwarna putih yang dibuat dari tepung sagu, dan tempe berwarna putih. Kata tempe juga ditemukan dalam Serat Centhini jilid ketiga, yang menggambarkan perjalanan Cebolang dari candi Prambanan menuju Pajang, mampir di dusun Tembayat wilayah Kabupaten Klaten dan dijamu makan siang oleh Pangeran Bayat dengan lauk seadanya: “…brambang jae santen tempe … asem sambel lethokan …” sambel lethok dibuat dengan bahan dasar tempe yang telah mengalami fermentasi lanjut. Pada jilid 12 kedelai dan tempe disebut bersamaan: “…kadhele tempe srundengan…

“Tempe berasal dari kata Nusantara tape, yang mengandung arti fermentasi, dan wadah besar tempat produk fermentasi disebut tempayan,” tulis Denys Lombard dalam Nusa Jawa Silang Budaya: Jaringan Asia.

Menurut Ong, dalam Encyclopaedia van Nederlandsch Indie (1922), tempe disebut sebagai “kue” yang terbuat dari kacang kedelai melalui proses peragian dan merupakan makanan kerakyatan (volk?s voedsel).

Disebut makanan kerakyatan, kata Maryoto, karena tempe diciptakan oleh rakyat, bukan istana. “Karena itu, muncul istilah ‘bangsa tempe’, sebagai bentuk stigmatisasi dari kalangan priyayi,” ujar Maryoto. “Sekarang tempe tidak lagi sebagai makanan rakyat,” Maryoto menambahkan. “Pamor tempe semakin terangkat ketika gairah kuliner meningkat, sehingga tempe manjadi makanan kita semua.”

Historia.id

Sebelum Menaiki Gn Rinjani, Yuk Baca ini Dulu

$
0
0

Gunung Rinjani merupakan sebuah simbol kesakralan dan mistis di Pulau Lombok baik bagi suku asli Sasak yang mayoritas beragama Islam dan bagi Suku Bali yang beragama Hindu. Mitos dan legenda, pantangan dan larangan yang berkembang menjadi kepercayaan turun temurun membuat Gunung Rinjani menjadi semakin menarik untuk dieksplorasi, terutama bagi anda pecinta alam, baik alam nyata maupun alam gaib. Sejak dahulu kala, Gunung Rinjani menjadi sumber inspirasi, kekuatan dan kehidupan bagi masyarakat Lombok dan Bali (terutama yang menetap di Lombok) dalam arti yang seluas luasnya.

Rinjani menjadi tempat ibadah, tempat melakukan pemujaan, tempat bertapa tempat menyucikan senjata pusaka bagi kedua kelompok masyarakat tersebut. Selain itu, Gunung Rinjani memberikan kehidupan bagi seluruh kawasan pertanian yang ada di Pulau Lombok karena dari kawasan hutan lindung yang ada di Gunung Rinjani, air mengalir terus sampai ke segala penjuru Pulau Lombok. Ini terjadi karena keberadaan Danau Segara Anak di kawasan Gunung Rinjani yang terletak pada ketinggian sekitar 2000 m di atas permukaan laut yang tidak saja menakjubkan secara keindahan namun juga berkedudukan penting karena berfungsi sebagai penampumng air yang tak kunjung kering sepanjang tahun yang selanjutnya teralirkan ke kawasan pertanian di seluruh Pulau Lombok.

Menyadari fungsi Gunung Rinjani yang begitu starategis bagi kehidupan masayarakat Lombok dan bangsa Indonesia pada umumnya, pemerintah akhirnya menetapkan Gunung Rinjani sebagai Taman Nasional dan ditetepakan secara resmi sebagai Kawasan Suaka Margasatwa oleh Menteri Kehutanan pada tahun 1997 berdasarkan SK No. 280/Kpts-V/1997 tanggal 23 Mei 1997. Luas dari kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani  mencapai 41.330 ha hutan yang secara geografis terletak di antara koordinat 116021’30” – 116034’01” Bujur Timur (BT) dan 8018’18” – 8032’19” Lintang Selatan (LS). Selanjutnya, secara wilayah administratif, Taman Nasional Gunung Rinjani termasuk ke dalam 3 kabupaten; Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur.

Taman Nasional Gunung Rinjani rupanya tidak hanya penting bagi masyarakat yang tinggal di Pulau Lombok, tapi ternyata juga penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan bangsa. Ini ditunjang oleh keanekaragaman hayati baik flora fauna dan  vegetasi yang variatif yang merupakan tipe flora dan fauna dari hutan dataran tinggi. Keunikan keragaman hayati di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani terjadi karena Lombok dipercaya merupakan titik peralihan Zona flora dan fauna Asia dan Australia yang lebih dikenal dengan The Wallacea Line.

Selain sebagai “laboratorium” yang penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan, Taman Nasional Gunung Rinjani juga menjadi gunung yang sangat menantang dan menarik bagi para pecinta alam atau penggemar petualangan mendaki gunung. Keindahan alam di kawasan Gunung Rinjani seolah dapat menyihir para pendaki sehingga rasa letih mereka terasa hilang begitu menapakkan kaki di Gunung Rinjani. Banyak di antara para pendaki baik nusantara maupun mancanegara yang kembali dan mendaki Gunung Rinjani berulang-ulang karena keindahan dan tantangan yang ada di sepanjang rute pendakian. Untuk melakuakan pendakian ke kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, para pendaki dapat melakukannya melalui dua jalur pendakian yang paling disarankan oleh Pengelola Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani yaitu rute Senaru dan rute Sembalun. Perkiraan waktu tempuh dari Bandara atau Senggigi ke Senaru adalah kurang lebih 3 – 4 jam dengn kendaraan umum atau 2 jam dengan kendaraan pribadi dan ke Sembalun kira-kira 4 – 5 jam dengan kendaraan umum atau 3 jam  dengan kendaran pribadi.

Selama dalam perjalanan pendakian di Gunung Rinjani, para pendaki ditawarkan pengalaman yang menakjubkan; tantangannya, keindahannya dan misteri di balik legendanya merupakan hal yang tak kan terlupakan. Sebagian dari tempat-tempat menarik dan hal unik yang akan dilalui dan dijumpai sepanjang perjalanan adalah Bunut Ngengkang, Montong Satas, Sanggah Basong (Muntiacus Muntjak), Gua, Aiq Kalak, Danau Segara Anak, Kalimantong (Strawberry Lokal), Edelweiss atau Sandar Nyawa (Anaphalis Javanica), Puncak Rinjani, dan Gunung Baru dll.

Pantangan dan Larangan

Gunung Rinjani yang sangat disakralkan dan dihormati oleh masyarakat Bali dan Sasak Lombok ternyata memiliki lusinan pantangan dan larangan bagi setiap orang yang berziarah (mendaki) Gunung Rinjani. Beberapa diantara pantangan dan larangan bagi penziarah (pendaki) yang sedang berada di Gunung Rinjani adalah laranagn untuk berkata-kata kotor, berkata-kata yang menunjukkan kekhawatiran atau keluh kesah. Konon apabila penziarah berkeluh kesah atau mengungkapkan kata-kata yang menunjukkan kekhawatiran maka hal yang dikhawatirkan tersebut akan serta merta menjadi kenyataan. Misalnya, bila mengatakan, “akan turun hujan”, makan serta merta hujan akan turn. Selain itu, suami istri juga dilarang melakukan hubungin intim ketika berada di sana. Gunung Rinjani adalah tempat suci bagi umat Hindu Bali karena dianggap sebagai tempat bersemayamnya para Dewa dan juga tempat suci bagi Suku Sasak karena dipercaya sebagai tempat tinggal para wali dan tokoh abadi Dewi Anjani.

Selama dalam perjalanan, para pendaki dapt menjumpai beberapa flora dan fauna menarik atau menugunjungi tempat-tempat unik seperti di bawah ini:

Gua

Selain pemandangan yang menakjubkan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, para pendaki juga dapat mengeksplorasi keunikan dan legenda yang terdapat di dalam tiga gua di sekitar Danau Segara Anak yaitu Gua Susu, Gua Payung, dan Gua Manik. Yang paling ternama dan unik dari ketiga gua itu adalah Gua Susu karena mitos yang berkembang di antara para pendaki tradisonal. Di dalam gua ini air menetes dari ujung-ujung bebatuan  yang menyerupai puting susu dan itulah sebabnya gua ini disebut Gua Susu. Uniknya, rasa air yang menetes dari setiap “puting” tersebut berbeda beda. Suhu di dalam Gua Susu terasa cukup panas dan mengeluarkan uap sperti pada sauna. Mulut Gua Susu yang sempit dipercaya akan menjadi lebih lebar jika yang memasukinya adalah orang baik sehingga dia akan lebih mudah untuk masuk. Sebaliknya, jika yang masuk adalah orang jahat maka mulut gua akan menjadi semakin sempit dan menyulitkan orang tersebut untuk masuk. Gua ini sering digunakan sebagai tempat bermeditasi atau bertapa oleh mereka yang sedang mencari kekuatan gaib.

Aiq Kalak

Dalam Bahasa Sasak aiq berarti air dan kalak berarti panas. Air panas yang keluar dari perut Gunung Rinjani dan teralir ke kolam-kolam kecil yang bertingkat (terraced) di sekitar Danau Segara Anak. Karena itulah, suhu air pada satu kolam dan kolam lainnya berbeda-beda sehingga para pendaki dapat memilih suhu yang sesuai. Aiq Kalak menjadi solusi yang efektif untuk menghilangkan letih akibat rute pendaakian yg cukup menantang. Selain itu, kandungan sulfurnnya yang tinggi dapat pula mengobti penyakit kulit ringan dll.

Salah satu dari kolam air panas adalah Pengkereman Jambangan. Kolam air panas ini dipercaya oleh pendaki tradisional memiliki tuah. Oleh karena itu, banyak di anatara para pendaki merendam atau mencelupkan senjata pusaka mereka seperti keris, tombak, dan kelewang dengan maksud menguji kekuatannya. Bila benda pusaka tersebut tidak memiliki kekuatan supranatural yang cukup maka benda pusaka tersebut akan serta merta rusak atau bengkok. Selain itu, Pengkereman Jambangan juga dipakai untuk menguji minyak obat bertuah yang terbuat dari minyak kelapa. Bilamana minyak yang biasanya disebut Siu Satus Tunggal (seribu hajat) itu direndam dan berubah menjadi semakin jernih maka ini berarti bahwa minyak tersebut punya kekuatan untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan bahkan dapat memberikan efek kebal senjata tajam bila diminum.

Danau Segara Anak


Dananu Segara Anak adalah danau di kawah Gunung Rinjani yang terletak di atas ketinggian sekitar 2000 m di atas permukaan laut. Dari rim,  Danau Segara Anak tampak sangat luas seperti miniatur lautan. Oleh karena itulah danau ini disebut Segara Anak karena dalam Bahasa Sasak segara artinya laut dan anak artinya mini atau miniatur. Konon Danau Segara Anak selain eksotis juga dipercaya sebagai tempat bermukimnya makhluk gaib yang ada di Gunung Rinjani dan sebagian besar dari makhluk gaib tersebut dipercaya beragama Islam. Dalam masyarakat Sasak Lombok berkembang mitos bahwa apabila seseorang melihat Danau Segara Anak dalam keadaan luas maka ini menandakan bahwa umur orang yang melihat tersebut masih panjang. Sebaliknya jika Danau Segara  Anak baginya tampak sempit, ini menandakan bahwa umur orang tersebut sudah pendek.

Menariknya, selain dipercaya sebagai tempat tinggal makhluk gaib, Segara Anak juga dipercaya oleh masyarakat Sasak Lombok yang beragama Islam sebagai tempat tinggalnya para wali yang telah, dalam pandangan manusia, meninggal. Jadi Masyarakat Sasak Lombok percaya bahwa para wali yang mereka anggap keramat tidaklah meninggal melainkan pindah dan menetap di Gunung Rinjani. Sejalan dengan itu, Masyarakat Sasak Lombok juga percaya bahwa di sekitar Danau Segara Anak atau kawasan Gunung Rinjani terdapat sebuah masjid besar yang dibangun oleh para gaib yang tinggal di sana. Selain sebagai tempat ibadah rutin, masjid tersebut juga konon dipercaya sebagai tempat diadakannya pertemuan rutin dan istimewa bagi para wali baik yang sudah tinggal di sana (meninggal) maupun para wali yang masih hidup namun memiliki kekeramatan dan mampu menembus alam gaib. Lagi-lagi, masyarkat Sasak Lombok percaya bahwa para wali inilah yang selalu berusaha dengan keras untuk menjaga Gunung Rinjani agar tidak meletus dan menyengsarakan penduduk Lombok.

Gunung Baru

Gunung Baru adalah sebutan untuk gunung yang muncul dari aktifitas gunung berapi Rinjani yang muncul di tengah Danau Segara Anak. Gunung Baru ini sesekali terlihat mengeluarkan asap gunung berapi. Menurut kepercayaan masyarakat Gunung Baru merupakan pusar Gunung Rinjani. Gunung Baru meletus terakhir pada tahun 1994  namun tidak terlalu dahsyat sehingga tidak berakibat buruk bagi masyarakat Lombok.

Sebagian masyarakat Lombok justru mempercayai bahwa Gunung Baru meletus karena bangsa jin yang bermukim di sana ssedang membangun sesuatu. Hal ini tampak dari bebatuan yang tersusun rapi dan indah di sekitar kaki Gunung Baru.

Puncak Rinjani


Puncak Gunung Rinjani memiliki ketinggian 3.726 m di atas permukaan laut. Bagi para pendaki, menaklukkan puncak Gunung Rinjani adalah kebanggaan yang luar biasa karena rute pendakian untuk menuju ke puncak sangat menantang. Terlebih lagi bagi para pendaki tradisional Sasak Lombok, mereka menganggap bahwa menaklukkan puncak Gunung Rinjani adalah suatu pencapain yang fantastis karena selain medan yang sulit juga karena mereka percaya bahwa di puncak Gunung Rinjani bersemayam tokoh abadi penguasa Gunung Rinjani yaitu Dewi Anjani. Dewi Anjani adalah sebenarnya seorang manusia, puteri dari seorang raja yang tidak diizinkan oleh ayahnya menikah dengan kekasih pilihnnya. Karena kecewa, pada suatu tempat mata air bernama Mandala sang puteri menghilang dan berpindah tempat dari alam nyata menuju ke alam gaib di Puncak Gunung Rinjani.

Bahkan, masyarakat Sasak Lombok percaya bahwasanya puncak Gunung Rinjani sesungguhnya tak terdaki karena ini merupakan istana Sang Dewi Anjani dan yang terlihat dan terdaki tersebut adalah puncak semunya karena puncak yang sejatinya dilindungi agar tak tersentuh makhluk lain. Pemandangan dari puncak Gunung Rinjani tentu saja sangat menakjubkan terutama ketika matahari terbit. Seluruh Pulau Lombok, sebagian Pula Sumbawa dan Pulau Bali dapat terlihat dari Puncak Gunung Rinjani.  Kemudian di bagian tenggara terdapat sebuah danau debu yang disebut Danau Segara Muncar. Pada saat-saat tertentu, sebagian orang dapat melihat istana Dewi Anjani yang ada di sekitarnya.

Flora dan Fauna

Bunut Ngengkang

Dalam Bahasa Sasak bunut berarti beringin dan ngengkang berarti berdiri dengan kaki terbuka lebar. Bunut Ngengkang adalah sebuah pohon beringin besar dan tinggi yang sangat rindang dan batang pohonnya terlihat seperti sepasang kaki yang sedang terbuka lebar. Bunut Ngengkang biasanya dijadikan sebagai tempat peristirahatan oleh para pendaki sambil memandangi pohon beringin raksasa tersebut. Tempat ini juga merupakan titik persimpangan antara jalan dari Senaru dan Semokan.

Montong Satas

Di tempat ini terdapat sebuah batu besar yang juga sering dipakai oleh para pendaki untuk melepaskan lelah sambil meneguk bekal air minum yang dibawa. Batu yang terdapat di Montong Satas ini dijuluki Batu Penyesalan karena biasanya pada titik ini muncul kebimbangan dan penyesalan dalam hati para pendaki antara melanjutkan perjalanan atau kembali. Kebimbangan muncul karena jarak yang tersisa masih cukup jauh padahal badan telah letih sementara untuk kembali ke Senaru juga tak kalah jauhnya. Dalam keadaan normal dan kondisi fit, Montong Satas dapat ditempuh dalam waktu dua jam dari Bunut Ngengkang.

Sanggah Basong (Muntiacus Muntjak)

Sanggah dalam Bahasa Sasak berarti rusa dan basong berarti anjing. Jadi sanggah basong berarti jenis rusa yang punya kemiripan dengan anjing dalam hal ini adalah jumlah puting susunya yang terdiri dari lima puting sementara rusa atau sanggah biasa memiliki empat punting susu. Rusa  jenis ini memang satwa asli yang dapat dijumpai di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Tanduknya agak melengkung ke belakang dan baunya mirip dengan anjing.

Kalimantong (Strawberry Lokal)

Tanaman ini banyak tumbuh di sepanjang jalan menuju kawasan Gunung Rinjani. Pohonnya berduri bagaikan pohon mawar. Buahnya merah seperti Strawberry. Buah Kalimantong (Strawberry) ini dapat dimakan dan rasanya manis sedikit kecut. Buah ini dapat menjadi pelepas dahaga dan lapar.

Edelweiss atau Sandar Nyawa (Anaphalis Javanica)

Jenis tanaman ini menurut kepercayaan terlarang dipetik. Karena tanaman ini merupakan tanaman di dalam Taman Sari dari kerajaan Jin dialam gaib. Untuk memperoleh bunga ini, masyarakat pada zaman dahulu harus berani mempertaruhkan nyawanya. Itulah sebabnya bunga ini disebut bunga Sandar Nyawa. Bunga ini tidak pernah layu. Usianya sama dengan usia mahluk gaib.

Sumber: http://pakettourkelombok.com/obyek-wisata-terkenal-di-pulau-lombok/gunung-rinjani-antara-legenda-dan-dunia-nyata-antara-obyek-wisata-alam-dan-alam-gaib/

Pulau ini Adalah Pulau Paling Barat di Indonesia. Dan Bukan Pulau Weh

$
0
0

Pulau Benggala adalah pulau paling barat di Indonesia. Lho, bukannya pulau paling barat itu Pulau Weh dengan Kota Sabang-nya? Selama ini memang banyak yang mengira bahwa Pulau Weh adalah pulau paling barat di Indonesia, padahal salah. Kota Sabang, yang terdapat di Pulau Weh memang lah kota paling barat, tetapi pulau yang terletak di ujung paling barat Indonesia bukanlah pulau Weh melainkan pulau Benggala. Karena terletak di paling barat, Pulau ini menjadi salah satu pulau terluar di Indonesia yang berbatasan langsung dengan perairan India.

Pulau Weh terletak di koordinat 5° 55? Lintang Utara, dan 95° 0? Bujur Timur. Lokasi tersebut masih kalah jauh dengan Pulau Benggala yang terletak di koordinat 5° 47? Lintang Utara, dan 94° 58? Bujur Timur.

Secara administratif pulau terluar Indonesia ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Letaknya berada di Selat Benggala yang berbatasan langsung dengan perairan Laut Andaman dan Samudera Hindia. Posisinya dibanding dengan pulau-pulau lainnya adalah terletak di sebelah barat laut dari Pulau Breueh dan di sebelah barat Pulau Weh.

Lokasi Pulau Benggala

Pulau Benggala disebut juga sebagai Batutigabelas oleh masyarakat sekitar. Mungkin karena pulau ini terdiri atas beberapa gundukan batu yang membentuk gugusan pulau. Pulau yang tidak berpenghuni ini memang merupakan pulau batu yang terdiri atas batuan-batuan vulkanik. Luasnya hanya sekitar 4 hektare dengan titik tertinggi di pulau ini yang hanya 14 meter di atas permukaan laut.

Perairan di sekitar Pulau Benggala memiliki berbagai jenis terumbu karang dengan tutupan sekitar 43%. Kondisi terumbu karang ini lumayan tidak mengalami kerusakan, karena memang kurangnya aktivitas manusia di sekitarnya. Di terumbu karang tersebut dijumpai berbagai biota seperti bulu babi, teripang, kerang, dan siput. Juga berbagai jenis ikan seperti ikan hias, ikan tuna, tenggiri, cakalang, kembung, kerapu, kakap, dan teri. Pada waktu-waktu tertentu di perairan Pulau Benggala juga dijumpai hiu.

Untuk menuju pulau paling barat di Indonesia ini dengan perahu boat dari Banda Aceh dengan lama perjalanan sekitar 7 jam. Atau dari pulau Weh dengan waktu tempuh sekitar 3 jam.

Lagu Dari Sabang sampai Merauke, tidak keliru. Karena yang dimaksud adalah kota yang paling barat dan paling timur di Indonesia. Namun jika kemudian menganggap pulau Weh (We), tempat kota Sabang berada, sebagai pulau paling barat di Indonesia adalah sesuatu yang salah. Karena di sebelah barat pulau Weh ternyata masih terdapat beberapa pulau lain. Pulau paling barat di Indonesia bukan lah Pulau Weh tapi Pulau Benggala.

Pulau Benggala sebagai daratan paling barat di Indonesia, sekaligus pulau paling barat di Indonesia memang hanya sebuah pulau kecil tidak berpenghuni. Namun dari titik ini lah luas wilayah Indonesia ditetapkan. Tidak mengenal Pulau Benggala sehingga tidak mengetahui atau salah dengan pulau yang terletak di paling barat Indonesia menjadi sebuah kesalahan yang konyol. Masa kita tidak tahu batas terluar tanah air sendiri?

Referensi dan gambar:
www.ppk-kp3k.kkp.go.id/direktori-pulau/index.php/public_c/pulau_info/451
id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Benggala
alamendah.org/2010/04/21/daftar-pulau-terluar-indonesia/
id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Weh

Kota dan Pulau di Indonesia yang Dilewati Garis Khatulistiwa

$
0
0

Kota dan pulau di Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa ternyata tidak sedikit. Bahkan menjadi negara dengan titik (lokasi) yang paling banyak dilewati oleh garis khatulistiwa. Equator (garis lintang 0 derajat) itu tepat berada di beberapa pulau dan kota di Indonesia.

Sumatera, Kalimantan, dan Halmahera sebagai pulau yang tepat berada di zero latitude(khatulistiwa) mungkin sudah banyak yang tahu. Seperti halnya garis khatulistiwa melewati kota Pontianak. Namun ternyata masih terdapat beberapa tempat lain yang dilalui garis maya itu.

Kota di Indonesia yang dilalui garis katulistiwa, antara lain:
  • Kota Bonjol
Gerbang penandan garis khatulistiwa di kota Bonjol

Gerbang penandan garis khatulistiwa di kota Bonjol

Bonjol adalah sebuah kota kecamatan yang terletak di kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Bonjol menjadi salah satu kota yang dilewati garis khatulistiwa. Sebagai penanda bahwa kota ini berada di lintang nol derajat, dibangun Taman Wisata Equator, rumah khas minangkabau, lapangan beraspal bertuliskan ‘I crossed the equator‘, bangunan berbentuk bulat berwarna biru, dan gerbang dengan tulisan “Anda melintasi khatulistiwa”.

  • Kota Pontianak.
Tugu Khatulistiwa di Pontianak

Tugu Khatulistiwa di Pontianak

Kota Pontianak merupakan ibukota provinsi Kalimantan Barat. Sebagai penanda dilalui garis equator, dibangun tugu khatulistiwa sejak tahun 1928, meskipun menurut pengukuran BPPT, tugu dan monumen tersebut melenceng sejauh 100 meter dari titik 0 derajat.

Garis khatulistiwa melewati beberapa pulau di Indonesia, yaitu:

  • Kepulauan Batu

Kepulauan Batu merupakan kepulauan dengan sekitar 48 pulau kecil yang terletak di sebelah barat pulau Sumatera, di antara pulau Nias dan Siberut. Kepulauan ini termasuk dalam wilayah kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara. Garis katulistiwa melewati sebelah utara pulau Tanahmasa dan terbesar di kepulauan Batu.

  • Pulau Sumatera

Di Sumatera garis khatulistiwa membentang mulai perairan Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan kepulauan Riau.

  • Pulau Lingga

Pulau Lingga merupakan pulau terbesar pada gugusan kepulauan Lingga. Pulau seluas 889 km2 ini terdapat di timur pulau Sumatera dan termasuk dalam wilayah provinsi Kepulauan Riau. Equator melewati ujung utara pulau kecil ini.

  • Pulau Kalimantan

Di Kalimantan equator melintasi provinsi kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.

  • Pulau Sulawesi

Di pulau Sulawesi melintasi provinsi Sulawesi Tengah.

  • Kepulauan Kayoa

Kepulauan Kayoa merupakan kepulauan yang terletak di barat pulau Halmahera, Maluku. Kepulauan ini termasuk dalam wilayah kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. Garis katulistiwa melewati kepulauan ini.

  • Pulau Halmahera

Pulau Halmahera merupakan pulau terbesar di kepulauan Maluku dan termasuk dalam wilayah provinsi Maluku Utara.

  • Pulau Gebe

Pulau Gebe terletak di timur pulau Halmahera dan termasuk dalam wilayah kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara. Pulau Gebe dilalui oleh equator (garis khatulistiwa).

  • Pulau Waigeo

Pulau Waigeo atau dikenal juga sebagai pulau Amberi atau Waigiu, merupakan pulau terbesar di Kepulauan Raja Ampat yang terletak di sebelah utara provinsi Papua Barat.

Selain melewati kota dan pulau, di Indonesia garis khatulistiwa juga melewati daerah perairan yang meliputi selat Karimata, selat Makasar, teluk Tambu dan teluk Tomini (Sulawesi), laut Maluku, dan laut Halmahera.

Bangga rasanya negeri ini mendapat anugerah dilalui oleh garis khatulistiwa. Lebih bangga lagi, mengetahui di mana saja, di sudut negeri ini, sang zero latitude membelah bumi menjadi dua bagian, utara dan selatan.

Alamendah.org

  • Referensi: en.wikipedia.org/wiki/Equator
  • Gambar: wikipedia dan robbymilo.multiply.com
Viewing all 811 articles
Browse latest View live